KJRI naikkan bendera setengah tiang kenang peristiwa G-30-S/PKI

jurnalindo.com – Pontianak, 30/9  – Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching Sarawak Malaysia menaikkan bendera Merah Putih setengah tiang di halaman kantornya, Lot 86, Section 53, Jalan Central Timur 93100 Kuching, Sarawak, Jumat, untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur pada peristiwa G-30-S/PKI.

“Kami menjadikan momentum Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2022, untuk siap bangkit dan bergerak bersama Pancasila,” kata Konsul Jenderal RI Kuching Raden Sigit Witjaksono di Kuching, Jumat.

Sigit mengatakan bahwa peringatan Hari Kesaktian Pancasila itu merupakan momen penting untuk mengejawantahkan (mewujudkan) dalam tataran implementasi di KJRI Kuching.

KJRI itu merupakan perwakilan pelayanan publik, khususnya dalam melakukan pelayanan kepada warga negara Indonesia yang ada di wilayah Sarawak.

Untuk mendorong agar masyarakat Indonesia di Sarawak tetap ingat dan cinta tanah air, KJRI dalam berbagai kesempatan bertemu dengan masyarakat Indonesia, dan selalu memberikan pesan-pesan kebangsaan, termasuk selalu menerapkan sila-sila dari Pancasila dalam kegiatan para WNI atau PMI selama berada di Malaysia ini.

“Pesan-pesan seperti itu biasa kami lakukan saat melaksanakan pelayan perpanjangan paspor, baik di Kantor KJRI maupun ke tempat-tempat kerja para PMI di perusahaan-perusahaan kelapa sawit,” kata Sigit.

Hal lain yang dilakukan KJRI Kuching agar WNI dan PMI yang ada di Sarawak tetap mengingat Indonesia dan Pancasila sebagai dasar bangsa, kata dia, mereka selalu dilibatkan dalam peringatan-peringatan hari bersejarah perjuangan Indonesia hingga menjadi bangsa yang merdeka.

Pada bulan Agustus lalu, misalnya, dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia di Sarawak ikut serta dalam upacara bendera peringatan HUT Ke-77 Kemerdekaan RI dan beberapa rangkaian terkait dengan perayaan HUT tersebut.

Dikatakan pula bahwa kegiatan perayaan HUT kemerdekaan itu tidak hanya di Kantor KJRI Kuching, tetapi juga dilakukan di Bintulu oleh forum Komunitas Indonesia.

“Inilah wujud implementasi sehingga masyarakat Indonesia di Sarawak ini masih tetap ingat dengan bangsa dan negaranya,” kata Sigit.

(ara/rido)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *