JurnalIndo.com – Jakarta, 15/12 – Perekonomian Argentina memang sedang krisis, namun semua warga bergembira karena tim sepak bola nasionalnya yang dipimpin oleh kapten legendaris Lionel Messi berhasil mencapai final Piala Dunia.
Impian Argentina memenangkan gelar ketiga, yang pertama dalam 36 tahun, tampaknya menjadi kelegaan sementara dari penderitaan karena inflasi di negaranya.
Gelar Piala Dunia ketiga menjadi lebih penting bagi mereka karena Messi dan rekan satu timnya menempatkan bintang ketiga di kemeja biru dan putih kebesarnya.
Baca Juga: Pendaftar volunteer Piala Dunia U-20 2023 membludak, dan Di tutup lebih awal
Masa kejayaan olahraga datang pada saat banyak yang percaya bahwa inflasi yang merusak ekonomi negara-negara Amerika Selatan akan mencapai tiga digit pada tahun 2022.
Kamis lalu, institut statistik INDEC mempublikasikan indeks harga untuk November, sekitar enam persen, yang mengindikasikan inflasi, yang telah mencapai 88 persen selama 12 terakhir, tidak akan menyusut.
Argentina telah mengalami inflasi dua digit selama berpuluh-puluh tahun.
Baca Juga: Prancis siapkan penangkal Messi sata Final lawan Argentina di Piala Dunia 2022 Qatar
Akan tetapi, muncul perasaan yang tulus apabila kesuksesan dari sepak bola, dan kemagisan Messi, dapat meringankan penderitaan jutaan warga di negara mereka di mana angka kemiskinan tercatat lebih dari 40 persen.
Sebelum turnamen di Qatar itu dimulai, Menteri Tenaga Kerja Argentina Kelly Olmos ditanya apakah menurunkan inflasi lebih penting dari memenangi Piala Dunia.
“Kami harus bekerja terus melawan inflasi, tapi satu bulan tidak akan membuat perubahan signifikan,” kata dia seperti dikutip AFP.
“Di satu sisi, dari sudut pandang moral, melihat apa artinya ini bagi seluruh warga Argentina, kami ingin Argentina menjadi juara,” kata Olmos. “Warga Argentina layak mendapatkan sukacita.”
Dan seperti yang diprediksi, ucapan sang menteri dibalas dengan rentetan kritik.
