Jurnalindo.com – Jakarta, 15/11 – Kasper Hjulmand Pelatih kepala Denmark mengatakan timnya akan “fokus pada sepak bola” setelah FIFA menolak permintaan negara itu untuk mengenakan kaos khusus hak asasi manusia selama latihan.
Berbicara kepada wartawan pada Senin malam saat tim Denmark berangkat ke Piala Dunia, Hjulmand mengatakan mereka telah “memutuskan bahwa kami akan fokus pada sepak bola”.
Baca Juga: Manchester United akan menanggapi tudingan Khianati Ronaldo
“Kini kami sudah sini, sehari sebelum kami melakukan perjalanan, dan bagi kami harapannya adalah bahwa kami mendarat dan menuntaskan pekerjaan kami,” kata Hjulmand seperti dikutip AFP.
Pekan lalu FIFA menolak permintaan Denmark agar membolehkan memakai kaus bertuliskan “Hak Asasi Manusia untuk Semua” selama latihan di Qatar.
“Kami sama sekali tidak akan mengenakan jersey itu,” kata Jakob Jensen, CEO Asosiasi Sepak Bola Denmark (DBU) kepada AFP, Senin.
Jensen mengatakan bahwa meski keputusan FIFA untuk tidak mengizinkan kaus itu dipakai mengikuti “prosedur standar”, dia mengatakan pesan hak asasi manusia dalam kaus itu “tidak terlalu politis karena seharusnya ini pernyataan yang didukung semua orang’
Qatar telah dikritik karena catatan hak asasi manusianya dalam perlakuannya terhadap pekerja asing dalam proyek infrastruktur besar untuk Piala Dunia dan untuk hak-hak perempuan dan LGBTQ.
Baca Juga: Cara berlanggan Vidio untuk Piala Dunia 2022 Qatar versi lengkap
Pada saat yang sama Jensen menyuarakan penilaian Hjulmand.
“Para pemain di sini untuk bermain sepak bola, mereka bermimpi menjuarai Piala Dunia, mereka harus bisa fokus bermain,” kata Jensen seraya menambahkan bahwa terserah dia dan FA Denmark untuk membahas HAM.
“Mereka jelas bebas mengekspresikan diri, beberapa dari mereka sudah melakukannya, tetapi tidak apa-apa juga jika beberapa dari mereka hanya ingin fokus kepada sepak bola,” kata dia.
FIFA yang awal November lalu sudah melarang semua pesan politik mendesak semua tim “fokus kepada sepak bola” dan tidak terseret “ke dalam setiap pertempuran ideologis atau politik”.
(Ara/Ari)
