News  

Sejarah gempa parah terjadi di Cianjur-Sukabumi

Jurnalindo.com, JAKARTA, 22/11 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan sejarah mencatat 14 kali gempa dahsyat di Kabupaten Cianjur Sukabumi.

“Untuk pertama kalinya, gempa Cianjur-Sukabumi tercatat pada tahun 1844. Sebelum tahun 1844 pernah juga terjadi gempa, tapi tidak tercatat,” ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan, gempa bermagnitudo 5,6 yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11) merupakan salah satu gempa dahsyat.

Ditambahkannya, gempa Cianjur-Sukabumi yang menimbulkan kerusakan juga tercatat pada 1879, 1900, 1910, dan 1912.

Apalagi, kata Daryono, pada 2 November 1969 terjadi gempa Cianjur-Sukabumi bermagnitudo 5,4 yang menyebabkan kerusakan rumah.

Pada 26 November 1973, gempa Cianjur Sukabumi juga menghancurkan banyak rumah di Sipadak, Sukabumi. Kemudian, pada tanggal 10 Februari 1982, gempa M5.5 menyebabkan banyak rumah rusak dan luka-luka.

Pada 12 Juli 2000, gempa Cianjur-Sukabumi berkekuatan M5,4 dan 5,1 menyebabkan 1.900 rumah rusak berat di Cidahu, Cibadak, Parakansalak, Gegerbitung, Sukaraja, Cikembar, Kududampit, Cicurug, Nagrak, Parungkuda, Sukabumi, Cisaat, Warungkiara, Kalapanunggal, Nyalindung, Cikadang, dan Kabandungan.

Pada 12 Juni 2011, gempa Cianjur-Sukabumi berkekuatan M4,9 mengakibatkan 136 rumah rusak di Lebak dan Sukabumi.

Pada 4 Juni 2012, lanjut Daryono, tercatat menjadi gempa dengan kekuatan yang terbesar di kawasan Cianjur-Sukabumi, yakni mencapai magnitudo 6,1.

“Gempa itu mengakibatkan 104 rumah rusak di Sukabumi,” katanya.

Di tahun yang sama, lanjutnya, pada 8 September 2012 juga terjadi gempa M5.1 yang meluluhlantahkan 560 rumah di Sukabumi.

Baca Juga: Empat regu penanganan bencana ke Cianjur dikirim Pemkab Purwakarta

Pada 11 Maret 2020, gempa berkekuatan 5,1 menghancurkan 760 rumah di Sukabumi, dan pada 14 November 2022, terjadi tiga gempa berturut-turut dengan kekuatan M4.1, M3.3, dan M2.6.

Daryono mengemukakan wilayah Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, Bandung secara tektonik merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks yang menjadikan kawasan itu masuk dalam daerah rawan terjadi gempa.

“Disebut seismik aktif, karena hasil monitor BMKG di daerah itu sering terjadi gempa dengan berbagai variasi dan kedalaman,” ujarnya.

Terkait kompleksitas, lanjut dia, daerah itu merupakan daerah jalur gempa aktif seperti keberadaan sesar atau patahan Cimandiri, Padalarang, Lembang, Cirata, dan masih banyak lagi sesar-sesar minor yang berada di wilayah tersebut.

“Sehingga, kawasan tersebut menjadi kawasan gempa secara permanen,” tuturnya. (Slmn/Antara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *