Jurnalindo.com – Air hujan bagi orang yang berada di area tandus, memang sering dimanfaatkan untuk kebutuhan pada saat musim kemarau.
Di wilayah Jambi misalnya, masih banyak orang yang membuat sumur. Bukan untuk mendapatkan air dari sumber mata air.
Tetapi mereka membuat sumur untuk menampung air pada saat musim hujan.
Semua sisi rumah, diberikan talang yang menuju menjadi satu ke dalam sumur tersebut. Sehingga, saat musim hujan, sumur bisa saja penuh dengan air juhan.
Baca Juga: Bunga cita lestari Pamerkan Pesona tubuhnya di Gym.
Air tersebut tidak akan digunakan semalam masih musim hujan, tetapi ditampung hingga musim kemarau.
Barulah ketika terjadi kekeringan atau sulit air, air juhan itu dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari warga setempat.
Dikutip dari situs resmi itb.ac.id, Guru Besar Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Prof. Ir. Indratmo, M.Sc, Ph.D., menjelaskan cara menyimpan air hujan bisa dilakukan dengan berbagai cara, bisa dengan rekayasa secara teknik maupun secara vegetatif. Hal itu seperti yang Prof. Indratmo sampaikan saat talkshow bersama Radio El-Shinta Bandung, belum lama ini.
Baca Juga: Livy Renata Sindir Habis Deddy Corbuzier Soal Keperawanan
Air yang melimpah di saat musim hujan, bisa disimpan dengan cara menyimpan air sejak di hulu sungai.
Bisa disimpan pada bagian tengah DAS sungai maupun pada hilir sungai. Penyimpanan tersebut bisa dilakukan di atas permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah.
Dijelaskan Prof. Indratmo, pada bagian hulu penyimpanan air dapat dilakukan dengan cara vegetatif. Proses penyimpanan air ini berhubungan dengan konservasi lahan.
Baca Juga: Cara memilih busana kasual nyaman dan simpel
Fungsi dari kehadiran lahan konservasi ini, ketika hujan turun air tidak langsung mengalir ke hilir tapi tersimpan sebagian di dalam tanah dan akan tersaring sehingga menghasilkan kualitas air yang bagus yang sering keluar dari mata air.
(Nawa)
