JurnalIndo.com – Kejaksaan Agung (Kejagung) secara resmi menetapkan AHA, mantan General Manager Butik Emas Logam Mulia Surabaya 1 PT Antam, sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi penjualan emas logam mulia. Penetapan status tersangka ini disusul setelah tim penyidik Kejagung mendapatkan alat bukti yang cukup terkait dengan transaksi yang diduga tidak sah di periode tahun 2018.
Dirdik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung RI, Kuntadi, mengungkapkan bahwa hari Kamis, 1 Februari 2024, tim penyidik Kejagung telah memeriksa 7 orang saksi, sehingga total saksi yang telah diperiksa mencapai 25 orang. AHA, yang pernah menjabat sebagai General Manager pada periode tersebut, menjadi salah satu dari saksi yang diperiksa. dilasir dari detik.com
“Setelah kami lakukan pemeriksaan secara intensif dan dikaitkan dengan alat bukti yang telah kami temukan sebelumnya, tim penyidik berkesimpulan terdapat cukup alat bukti untuk meningkatkan status yang bersangkutan sebagai tersangka,” ujar Kuntadi.
Setelah penetapan sebagai tersangka, AHA langsung ditahan untuk 20 hari ke depan di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. Kuntadi juga menjelaskan bahwa penahanan dilakukan setelah AHA dinyatakan sehat dalam pemeriksaan kesehatan.
Sebelumnya, kasus dugaan korupsi penjualan emas melibatkan Budi Said, seorang pengusaha properti di Surabaya, telah menarik perhatian publik. Budi Said diduga terlibat dalam merekayasa transaksi jual-beli emas bersama beberapa oknum pegawai PT Antam. Kasus ini diklaim bermula pada Maret hingga November 2018, dengan dugaan manipulasi harga jual emas di bawah harga yang telah ditentukan, menciptakan potensi pemotongan harga yang tidak sah.
Kejagung terus melakukan penyelidikan dan tindakan hukum terkait kasus ini untuk menegakkan keadilan dan menindak tindak korupsi di sektor penjualan emas logam mulia.
Jurnal/Mas
