Jurnalindo.com – Pati – Direktur Center of Religion, Cultural, Socio-Political, Research Institute (Reins) berharap agar masyarakat memiliki ‘kesadaran’ kesadaran dan dampak terhadap dampak psikologis korban bencana.
“Bencana membawa efek negatif luar biasa pada seluruh sendi kehidupan manusia. Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat rentan terjadinya bencana alam. Oleh karena itu melalui buku “Tatsunami, Teodisi, Trauma Pasca Bencana: Perspektif Kiai Haji (KH) Maimoen Zubair” masyarakat dapat lebih memiliki kesadaran, terbuka serta dapat mengantisipasi trauma pasca terjadinya bencana,” ucap direktur Reins, Nailal Afif SH dalam keterangan tertulis, Selasa (29/3).
Posisi wilayah Indonesia yang berada di garis khatulistiwa dan berada di kepulauan menimbulkan potensi tinggi terjadinya berbagai jenis bencana. Tak jarang bencana alam menimbulkan kerugian yang besar dari segi materiil maupun immateriil.
Kerugian materiil mengacu pada sesuatu yang bisa dihitung dan dinominalkan, seperti uang, barang, biaya, dan lain sebagainya. Sementara kerugian immateriil merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak begitu saja langsung bisa dihitung nominalnya, seperti ketakutan, trauma, kekecewaan, rasa sakit, dan lain sebagainya.
Menurut Nailal, kerugian immateriil perlu diperhatikan dengan baik, karena menimbulkan efek trauma yang luar biasa pada korban. Hal tersebut akan membuat korban sulit beradaptasi dan menjalani kehidupan dengan normal kembali.
“Trauma Healing sangat diperlukan bagi korban bencana karena tak jarang pula korban bencana alam mengalami trauma berat,” ujar Nailal.
“Melalui buku “Tatsunami, Teodisi, Trauma Pasca Bencana: Perspektif Kiai Haji (KH) Maimoen Zubair”, masyarakat akan lebih memiliki kesiapan dan memiliki pandangan yang tepat dalam menghadapi bencana,” pungkasnya.
(rno)