News  

Cabang Memanah SEA Games Vietnam Hasilkan Medali Emas Dari Lesatan Seribu Anak Panah 

Jurnalindo.com – Sembari meregang busur dia bersiap melesatkan anak panah di Lapangan Panahan Hanoi Sports Training and Competition Center, Vietnam. Ia menatap tajam kala mengicnar sasaran.

Dia adalah Rezza Octavia, yang turun dalam SEA Games 2021 di Vietnam sebagai debutan panahan.

Rezza diberi tanggung jawab merebut medali emas pada ajang dua tahunan edisi pandemi COVID-19 bersama sejumlah seniornya, seperti Riau Ega Agatha.

Rezza langsung memborong medali emas nomor recurve beregu campuran dan nomor recurve perseorangan SEA Games 2021 saat turun dalam dua nomor.

Rezza bersama Riau Ega Agatha sukses menekuk Tim Malaysia dengan skor 6-2 pada nomor recurve campuran yang digelar di Hanoi Sports Training and Competition Center, Hanoi.

Sedangkan Rezza tampil sendirian menghajar wakil Thailand dengan skor telak 6-0 pada nomor recurve perseorangan putri.

Gadis kelahiran Sidoarjo 25 Oktober 2000 itu mengaku sempat grogi berlaga pada ajang pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara yang kali pertama diikutinya.

Padahal, sebenarnya Rezza tak sekali ini tampil di luar negeri karena beberapa kali mengikuti ajang internasional, termasuk Piala Dunia Panahan 2022 di Antalya, Turki.

Ajang yang berlangsung pada 18-24 April 2022 itu memang menjadi pemanasan bagi parfa atlet sebelum diturunkan dalam SEA Games Vietnam 2021.

Rezza harus bertarung dengan wakil dari sekitar 40 negara yang terseleksi secara bertahap dan panjang, mulai babak 64 besar, 32 besar, 16 besar, delapan besar, sampai partai puncak dalam final.

“Babaknya lebih panjang, mulai 1/64, 1/32, 1/16, 1/8. Buat di final jauh banget,” kata Rezza yang pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 di Papua memperkuat kontingen tuan rumah Papua.

Geluti Panahan Sejak 9 Tahun

Bagi Rezza, sejak usia sembilan tahun atau saat dia masuk duduk di bangku sekolah dasar, ia telah menggeluti olahraga ketangkasan bidik sasaran tersebut. Ini menjadikan olahraga panahan bukanlah cabang olah raga yang asing baginya

Memang Rezza bukan dari keluarga atlet panahan, tetapi keisengan dia dalam mencari kesibukan dengan mencoba olahraga panahan akhirnya membawa sang atlet ke berbagai kejuaraan.

Rezza pun merintis karier atlet dari kejuaraan panahan sejak dini, mulai tingkat SD dan pelajar, hingga kejuaraan berskala nasional kala itu.

Pekan Olahraga (POR) SD pernah dia rasakan, kemudian beranjak ke Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) pada 2016. Masih berusia 16 tahun, Rezza saat itu sudah bisa menyapu bersih emas.

Pada 2016, dalam Kejuaraan Nasional Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Rezza mendapatkan medali emas. Pada edisi 2017 dia juga sukses mengamankan medali.

Rezza mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) dengan hasil meraih satu medali emas dan satu medali perak pada 2017.

Artinya, kemampuan Rezza sudah tak perlu diragukan karena pengalaman dan prestasinya dalam berbagai ajang perlombaan menjadi bukti untuk semua itu.

Bersama semua pengalaman yang dimilikinya, ternyata tidak menghilangkan rasa grogi pada diri Rezza ketika dia harus membawa nama besar Indonesia dalam ajang internasional.

Rezza pun masih gugup menghadapi lawan-lawannya se-Asia Tenggara, padahal sebelumnya di Turki bertemu lawan dari negara dengan jumlah lebih banyak lagi.

“Nervous (gugup), pasti nervous. Cara ngatasinnya, ya kalau aku lebih inget ke latihan. Yakin aja. Masak udah latihan lama malah nervous,” kata atlet berusia 22 tahun itu.

Latihan seribu anak panah

Namun, setiap kali disergap grogi, Reza selalu mengingat proses persiapan dan latihannya yang berat untuk bisa diikutkan dalam SEA Games edisi 2021 yang terpaksa dimundurkan pada 2022 ini.

Tim Panahan Indonesia juga menyiapkan latihan khusus secara personal untuk setiap pemanah, termasuk Rezza selain mengirimkan atlet ke Piala Dunia 2022 di Turki untuk mengasah kemampuan menghadapi SEA Games.

Latihan melesatkan seribu anak panah setiap hari menjadi menu latihan Rezza selama sekitar sebulan untuk menyiapkan diri menghadapi SEA Games 2021.

Ternyata, latihan seribu anak panah itu bukan sekadar mengasah keakuratan bidikan, tetapi juga membantu Rezza dalam mengendalikan dan mengelola emosi, melatih fokus, dan menjaga konsistensi.

“Ya membantu banget. Kan kayak gitu, kadang kebanyakan anak panah kan (bikin) jengkel. Nah, itu latihan mengontrol emosi, fokus, jaga konsistensi,” kata Rezza.

Rezza juga bersyukur keluarganya mendukung penuh kegiatan olahraga yang dia tekuni ini, apalagi nyata sudah berbuah prestasi tinggi bagi Ibu Pertiwi.

Dua medali emas yang diraih di Vietnam tahun ini juga sudah menebus target medali yang memang dia inginkan dalam SEA Games Vietnam yang juga merupakan SEA Games perdananya.

Kebanggaan Rezza semakin bertambah dengan tampilnya Indonesia sebagai juara umum panahan SEA Games 2021 dengan mengantongi 5 emas, 1 perak dari 10 nomor emas yang diperlombakan.

Hasil yang diraih pada SEA Games kali ini jauh lebih baik ketimbang SEA Games 2019 saat tim panahan merebut 2 emas, 2 perak dan 4 perunggu.

Selain itu, lima medali emas tersebut juga melampaui target SEA Games 2021 yang telah disepakati Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) dengan Tim Review Percepatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kementerian Pemuda dan Olahraga.(ara/iva)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *