Ungkapan Panji Gumilang Perihal Sumber Dana Al-Zaytun

Jurnalindo.com – Panji Gumilang mengatakan dia memiliki banyak kawan yang menjadi donatur di Ponpes yang terletak di Indramayu, Jawa Barat itu.

“Bersama banyak kawan,” ujarnya dalam Program Kick Andy Metro TV yang ditayangkan, Selasa, 27 Juni 2023.

Namun, dia enggan menyebut identitas para kawan yang menjadi donatur Ponpes Al Zaytun. Ia mengatakan eksistensi selama 25 tahun terakhir ini dijaga dengan berbagai terobosan ekonomi.

Baca Juga: Habib Bahar Marah dan Ingin Membubarkan Pesantren Pimpinan Panji Gumilang

Di antaranya jual beli beras. Ia mengaku dalam setahun bisa menghasilkan beras tiga kali lipat dari yang dibutuhkan internal Al Zaytun.

“Satu kami makan, dua kami lepas (jual). Siapa yang membeli? Anggota koperasi dan umum, pasar,” ujarnya.

Selain itu, Panji Gumilang menargetkan 750 santri baru setiap tahun. Dana operasional Ponpes Al Zaytun berasal dari penerimaan santri baru.

“Dana yang harus masuk per orang 3.500 dolar AS. Kali sekian. Dibayar di depan. Walaupun uang ini tidak bisa mencukupinya untuk satu tahun. Tapi kami, pengusaha ini, berdikari, putar (uang). Kalau usaha itu kan mesti ada untung. Dari sini aja Rp39 miliar. Kemudian ada dana BOS yang dikeluarkan negara,” ungkap Panji Gumilang.

Ponpes Al Zaytun menerima dana BOS dari Kementerian Agama relatif banyak lantaran memiliki total santri lebih dari 5 ribu orang. Per tahun rata-rata dapat dana dari negara sekitar Rp4 miliar.

Baca Juga: Tidak Perlu Keluar Uang Mahal-Mahal, Ini Sederet Tips Cerahkan Kulit Secara Alami

“Kami sudah menerima Rp55 miliar selama 15 tahun. Kalau kita tidak pandai-pandai, mengandalkan BOS terus (2,74 persen dari total kebutuhan), bangkrut. Keperluan setahun hampir Rp120 miliar” ujar Panji Gumilang.

Panji Gumilang menegaskan dana BOS Rp4 miliar dan penerimaan santri baru setiap tahun Rp39 miliar tidak bisa menutup semua dana operasional. Ia mengklaim mencari dana dengan berbagai terobosan ekonomi.

“Itulah ekonomi. Mencari ikan, menanam padi, dan lain-lain. Kalau orang mengkalkulasi, memang pikirannya kecil. Jangan nanam sehektar, kalau memberikan dana untuk pendidikan, nanam 800 ha, kalau ada gagalnya, separuh dapat,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *