Puan Maharani Soroti Kurangnya Adab Anak Muda dalam Debat dan Minta PDI Perjuangan Tetap Solid”

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menyuarakan keprihatinannya terkait kurangnya adab dan sopan santun anak muda terhadap yang lebih tua dalam debat. (Sumber foto : Bisnis.com)
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menyuarakan keprihatinannya terkait kurangnya adab dan sopan santun anak muda terhadap yang lebih tua dalam debat. (Sumber foto : Bisnis.com)

Jurnalindo.com, – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menyuarakan keprihatinannya terkait kurangnya adab dan sopan santun anak muda terhadap yang lebih tua dalam debat keempat Pilpres 2024. Pada pertemuan dengan kader dan anggota sayap partai PDIP di Islamic Center Bindara Saod Sumenep, Jawa Timur, pada Senin, 22 Januari 2024, Puan menekankan pentingnya menjaga etika dan perilaku sopan santun sebagai bagian dari identitas Indonesia.

Dalam debat tersebut, calon wakil presiden nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, mendapat kritik karena perilakunya yang dinilai tidak sopan terhadap calon wakil presiden nomor urut tiga, Mahfud Md. Puan Maharani, cucu Bung Karno, mengatakan bahwa etika dan perilaku sopan santun anak muda terhadap yang lebih tua merupakan nilai penting sebagai orang Indonesia.

“Etika dan perilaku sopan santun anak muda kepada yang lebih tua itu penting sekali sebagai orang Indonesia. Jangan semena-mena, adab ketimuran di Indonesia harus tetap dijaga,” kata Puan.

Puan menegaskan bahwa di tempat kerja, status dapat dibedakan dari jabatan dan level tanpa memandang usia. Namun, dalam konteks struktural, semua pihak harus dihormati tanpa memandang yang tua dan muda. Puan menyatakan bahwa hubungan antara yang tua dan muda secara pribadi atau personal harus dihargai, dan jika hal ini tidak terjadi, itu bukan lagi Indonesia.

Puan juga memberikan semangat kepada seluruh kader PDI Perjuangan menjelang Pemilu 2024 yang hanya menyisakan waktu 22 hari. Ia menyatakan bahwa PDI Perjuangan akan tetap solid meskipun ada isu-isu yang mencuat terkait loyalitas.

“Solid, bukan solid partai lain ya. Boleh warna seragam sama-sama merah, tapi beda lah. Kita berjuang bertahun-tahun, mengalami menang-kalah,” ujar Puan.

Puan memperingatkan agar tidak terpengaruh oleh berbagai isu dan dinamika di lapangan, serta menanggapi klaim keberhasilan pemerintahan yang muncul dari pihak lain. Ia mengingatkan pentingnya etika dalam berpolitik dan bahwa politik melibatkan hubungan yang bisa berubah dari kawan menjadi lawan atau sebaliknya.

“Politik itu kawan bisa jadi lawan, lawan bisa jadi kawan. Tapi ya ojo ngono, etika itu ada,” tandasnya.

Menurut Puan, politik adalah soal pengabdian, dan rakyatlah yang akan menilai sosok tokoh pemimpin berdasarkan sikap dan keputusannya.

“Berpolitik itu pengabdian. Bapak ibu ada yang maksa tidak masuk PDIP? Tidak kan. Masuk sendiri, keluar juga sendiri. Jadi jangan takut, kita itu banyak tidak sendirian. Partai kita partai besar,” tutur Puan disambut teriakan kader.

Sementara itu, Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah menegaskan bahwa Pulau Madura tidak akan kekeringan ‘merah’. Ia meminta kader untuk bekerja demi kemenangan pasangan Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024. Said Abdullah menekankan urgensi memenangkan Pilpres, dan ia yakin bahwa Mahfud Md., dengan latar belakang NU, akan menjadi pemimpin yang memimpin dengan baik. (Tempo/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *