Yuk kita berIkhtiar putus risiko anak terkena stunting sejak dini

Jurnalindo.com, – Risiko anak pertumbuhan terhambat perkembangan otak akibat kekurangan gizi kronis pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dapat dicegah dan dihentikan, bahkan sebelum seorang perempuan menjadi seorang ibu.

Pakar gizi yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter gizi Indonesia Cabang DKI Jakarta, dr. Raissa Edwina Djuanda, M. gizi, Sp.GK mengatakan, seorang wanita harus melengkapi semua nutrisi yang dibutuhkan tubuhnya, termasuk zat besi agar terhindar dari anemia.

Para wanita ini membutuhkan berbagai nutrisi, antara lain zat besi, vitamin B12, vitamin D, folat, yodium, protein, dan lainnya untuk memenuhi prinsip gizi seimbang, dengan mengutamakan jumlah yang cukup dan bervariasi.

Baca Juga: Angka stunting Kota Tangerang turun, cek faktanya

Porsi makan juga harus sesuai dengan “isi piringku”, yaitu makanan utama sekitar sepertiga piring, lauk ditambah buah dan sayur.

Selain pola makan sehat, mereka juga harus rutin melakukan aktivitas fisik, menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti mencuci tangan setelah beraktivitas, rutin memantau berat badan, dan cukup cairan.

Kemudian, ketika ia siap menjadi calon ibu, ia juga harus siap meningkatkan status gizinya jika terdiagnosis kurang gizi atau malnutrisi, anemia dan gangguan kesehatan lainnya.

Selama kehamilan, perlu dipastikan bahwa kesehatan dan status gizi ibu baik, termasuk ada tidaknya anemia dan perkiraan kenaikan berat badan selama kehamilan.

Ibu hamil dengan indeks massa tubuh (BMI) 18,5 hingga 24,9 misalnya, harus mengalami kenaikan berat badan satu hingga tiga kilogram pada trimester pertama dan rata-rata kenaikan berat badan per minggu pada trimester kedua dan ketiga rata-rata 0.42 kilogram.

Anemia pada ibu hamil berarti nutrisi dan oksigen pada janin tidak optimal, sehingga anak berisiko lahir kecil, pendek dan juga terkena anemia.

Oleh karena itu, diperlukan intervensi gizi khusus pada ibu hamil.

Baca Juga: Dokter gizi sebut anak tak nafsu makan bisa jadi penyebab Stunting, cek Faktanya

Intervensi gizi khusus tersebut antara lain pemberian makanan tambahan untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis, mengobati kekurangan zat besi dan asam folat, yodium, mengobati cacingan pada ibu hamil dan melindungi ibu hamil dari malaria.

Raissa mengingatkan pentingnya ibu hamil selalu menyertakan protein dalam setiap makanannya, mengutamakan protein hewani, misalnya dari telur atau susu. Jika Anda muntah di pagi hari, setidaknya minumlah susu.

Selain itu, selama menyusui, ibu disarankan untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisinya. Intervensi khusus yang menargetkan ibu menyusui untuk anak usia nol hingga enam bulan, termasuk mendorong Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif.

Sedangkan untuk anak usia tujuh sampai dengan 23 bulan yaitu promosi dilanjutkan pemberian ASI sampai dengan 23 bulan disertai pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).

Kemudian pemberian obat cacing, pemberian suplemen zinc, fortifikasi zat besi pada makanan, perlindungan terhadap malaria, imunisasi lengkap, serta pencegahan dan pengobatan diare.

Saat MPASI, ibu harus mencukupi kebutuhan protein hewani anak mereka. Protein hewani dipilih karena asam amino atau susunan proteinnya lebih lengkap dibandingkan nabati, sehingga lebih baik untuk mendukung pembentukan hormon pertumbuhan, sel, dan menambah massa otot. Ada beragam sumber protein hewani yang dapat menjadi pilihan, semisal telur, susu, ayam, daging. Kuncinya bervariasi.

Pentingnya MPASI pada anak juga menjadi sorotan Dr. dr. Dian Pratamastuti, Sp.A yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dia menekankan bahwa pemberian MPASI pada anak menjadi fase yang sangat krusial bagi anak pada 1.000 hari pertama kehidupannya. Pemberian MPASI yang tepat akan berperan besar membantu si kecil tumbuh kembang secara optimal.

Pada fase ini, anak juga belajar makan sendiri, mengeksplorasi indera-indera pengecap, penglihatan, dan peraba mereka, serta belajar mengenali tekstur makanan sehingga sangat penting agar mereka mendapatkan MPASI yang tepat, mengandung gizi seimbang, sesuai pedoman gizi seimbang yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan, sehingga tumbuh kembang anak akan berlangsung dengan baik.

Tapi tidak hanya seimbang, orang tua juga perlu lebih kreatif dalam menghadirkan menu makanannya supaya anak tidak bosan dan pada akhirnya pemenuhan gizi yang mereka butuhkan menjadi optimal.

Selain pemenuhan asupan gizi, pemantauan tumbuh dan kembang secara berkala anak juga penting untuk membantu mencegah stunting. Orang tua perlu waspada apabila anak mereka tidak bertambah tinggi badannya pada dua bulan pertama. Hal lain yang tak kalah penting adalah pemberian stimulasi secara tepat.

Guru Besar Pangan dan Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS mengatakan ada kemungkinan anak terkena stunting sesudah kelahiran dan berat badan lahir rendah atau di bawah 2,5 kilogram dapat menjadi indikatornya.

Oleh karena itu konsep penanggulangan stunting yang dilakukan pemerintah, yakni 1.000 HPK, yakni sembilan bulan dalam kandungan ditambah 730 hari di luar kandungan mencakup pencegahan juga penanganan berupa stimulasi dan pemberian makanan tambahan.

Baca Juga: Indonesia bebas stunting bisa tercapai jika nutrisi ini tercapai

Menurut Prof Ali, merupakan sebuah kekeliruan besar apabila memberi anak stunting dengan biskuit, salah satunya karena kebosanannya tinggi. Ditekankan mengenai perlunya anak-anak ini mendapatkan pangan hewani, semisal dari susu, telur, atau daging.

Direkomendasikan PMT diberikan secara gratis dan ini diterapkan di seluruh kabupaten/kota yang mempunyai problem anak-anak stunting. Merujuk pada upaya yang dia dan tim lakukan menggandeng pihak swasta, yakni memberikan dua jenis pangan hewani saat anak makan siang misalnya susu dan ikan atau susu dan telur.

Jadi, dua pangan hewani untuk mensuplai kekurangan protein. Mereka makan siang seperti kita makan siang, tetapi mutunya diperbaiki, dengan asupan pangan hewani yang lebih tinggi.

Prof Ali mencatat hal ini dikecualikan bagi anak-anak yang mengalami gizi buruk sekaligus komplikasi di dalam pencernaannya. Pada mereka akan dilakukan tatalaksana gizi buruk.

Porsi makan pun tetap harus tiga kali ditambah camilan di antara dua waktu makan demi bisa memenuhi asupan gizi. Camilan yang diberikan beragam, bisa bersumber karbohidrat dengan protein, namun bukan semata kalori, garam dan gula.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *