News  

Angka stunting Kota Tangerang turun, cek faktanya

Jurnalindo.com, – Pemerintah Kota Tangerang berhasil menurunkan angka stunting dari 15,3 persen pada 2021 menjadi 11,8 persen pada 2022, atau 3,5 persen seiring dengan penurunan angka stunting di seluruh Provinsi Banten dari 24,5 persen menjadi 20 persen.

“Ini hasil kerja sama seluruh pemangku kepentingan. Ia pun mengakui kasus stagnasi memang menjadi salah satu fokus utama Pemkot Tangerang tahun 2022 kemarin, dengan berbagai intervensinya,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan , Anak-anak.

Perlindungan, Pengendalian Kependudukan dan keluarga Berencana (DP3AP2KB), Kota Tangerang, Jatmiko dalam keterangannya di Tangerang, Kamis.

Baca Juga: Dokter gizi sebut anak tak nafsu makan bisa jadi penyebab Stunting, cek Faktanya

Dijelaskannya, DP3AP2KP selama 2022 dalam menangani backlog membentuk 754 Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tersebar di 13 kecamatan.

Terdiri dari Kader PKK, Kader Kesehatan dan Kader KB, yang bertugas membantu keluarga yang terancam stagnasi, menyasar calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, bayi usia dua tahun (baduta) dan usia lima tahun. bayi. tahun (anak kecil).

“Ini bisa dikatakan sebagai salah satu program yang paling terasa dalam penurunan kasus stunting di Kota Tangerang.

Namun selain itu, DP3AP2KB juga memiliki program Bina Keluarga Anak (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Keluarga Bina Lansia (BKL),” ujarnya.

Program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) juga dikuatkan beserta akses pelayanan keluarga berencana.

“Dalam pergerakannya, DP3AP2KB fokus akan pada pencegahan ataupun pola asuh yang nantinya akan berpengaruh pada perbaikan asupan gizi dan penurunan infeksi hingga angka stunting tertangani dan tidak meningkat,” jelasnya.

Menurut Jatmiko, soal penanganan stunting tidak bisa dilakukan satu pihak, tetapi harus bekerja sama dengan semua pihak.

Baca Juga: Indonesia bebas stunting bisa tercapai jika nutrisi ini tercapai

Upaya promotif dan preventif di hulu sama pentingnya dengan yang di hilir. Jadi upaya itu mulai dari 1.000 hari pertama kehidupan hingga lansia, mulai dari konsumsi pangan, pelayanan kesehatan, pola asuh hingga kesehatan lingkungan punya peranannya.

“Semua pihak memiliki peran penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting di seluruh siklus kehidupan, terutama sejak remaja, hamil, menyusui, bayi dan balita.

Dan Kota Tangerang memiliki program yang banyak di setiap siklusnya, kini inovasi harus terus ditambah, serta konsisten dengan program yang telah berlangsung,” tegas Jatmiko.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *