Jurnalindo.com – Sebelumnya, temuan terkait oknum pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus diungkap.
Belakangan ini, petugas bea cukai kedapatan melakukan penipuan registrasi IMEI ponsel dan laptop atau tablet (HKT) dari luar negeri.
Mengutip laporan akun Twitter @PartaiSocmed terkait surat terbuka pihak yang mengaku pegawai Bea Cukai, Jumat (24/3/2023), untuk Bandara Kualanamu saja terdapat 13.652 data penumpang yang teregistrasi IMEI.
Menurut hasil @PartaiSocmed, banyak iPhone yang terdaftar sebagai ponsel Android. Tujuannya untuk menghindari pembayaran pajak barang mewah.
Baca Juga: Resep Shrimp Claypot Seaweed Rice, Makanan Kekinian Untuk Keluarga
Adapun menurut Peraturan Dirjen Bea Cukai nomor PER-13/BC/2021, ada aturan pembebasan bea masuk hingga USD 500. Di atas nilai tersebut akan dikenai cukai yang harusnya masuk ke kas negara. Tapi, itu dimanfaatkan jadi celah fraud bagi para petugas registrasi IMEI Bea Cukai.
“Caranya yaitu dgn mendaftarkan Iphone mahal penumpang yg mau bekerjasama sbg merek Android yg murah, sehingga cukai yg harusnya masuk ke kas negara berubah jadi nol. Tentu ada imbal jasa dari penumpang kpd petugas tsb. Yg harusnya masuk ke kas negara beralih ke kantong oknum,” tulis akun @PartaiSocmed.
Ia juga menyebutkan, biaya yang dikenakan petugas untuk menurunkan bea masuk iPhone sekitar Rp 2 juta. 800 ribu rupiah. 1 juta perunit. Nilai nominalnya jauh lebih murah daripada harus membayar negara yang jumlahnya bisa mencapai Rs. 5 juta. Jika ditaksir, kerugian kasus untuk kasus ini saja sudah mencapai Rp 1 miliar.
Baca Juga: Cara Membuat Es Teler Durian yang Segar dan Nikmat
“Tp jika dari 13 ribuan data tersebut 10 persennya saja dibuat laporan abal2 maka oknum2 tsb dapat 800.000 x 1.300 perbulan!” kata @PartaiSocmed.
Menurut pengakuan petugas bea cukai milenial itu, diduga penipuan tak hanya terjadi di Bandara Kualanamu. Namun berlangsung secara terorganisir, sistematis dan tersebar luas di seluruh Indonesia.
