Jurnalindo.com, – Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, disorot oleh pengamat politik dari Universitas Indonesia, Aditya Perdana, terkait pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurut Aditya, Ganjar memiliki pandangan yang berbeda dibandingkan dengan pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto, karena Ganjar memahami perbedaan positioning dengan Jokowi.
Aditya Perdana, Direktur Eksekutif Algoritma, menyatakan bahwa setiap calon presiden yang terpilih pasti akan memiliki gaya sendiri dalam mengelola IKN. Dalam konteks ini, Aditya menilai bahwa apapun prioritas yang diterapkan oleh Jokowi, baik itu akan dihilangkan atau ditunda, sangat dipengaruhi oleh kepentingan para pasangan calon.
Meskipun Ganjar Pranowo terlihat mendukung pembangunan IKN, Aditya menduga bahwa pasangan Ganjar-Mahfud belum sepenuhnya solid dalam melanjutkan dukungan mereka terhadap proyek ini. Terlebih lagi, pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin, telah menyatakan ketidaksepakatannya untuk melanjutkan pembangunan IKN.
Aditya menambahkan bahwa meski pasangan calon dari nomor urut 1 atau nomor urut 3 mungkin akan bersikap kritis terhadap pembangunan IKN, pasangan nomor urut 3 belum sepenuhnya jelas terkait kritik mereka terhadap proyek ini. Hal ini disebabkan oleh keterlibatan Ganjar Pranowo yang memiliki saham besar dalam proyek tersebut.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo telah menegaskan komitmennya untuk melanjutkan proyek IKN sebagai bentuk konsistensi terhadap pelaksanaan aturan. Ganjar menyebut IKN sebagai konsep yang sudah disiapkan sejak zaman Bung Karno, dengan perencanaan untuk memindahkan ibu kota.
Seiring berjalannya kampanye Pilpres 2024, pembahasan terkait proyek IKN dan pandangan calon presiden terkait pembangunan ini akan terus menjadi perhatian masyarakat. (Tempo/Nada)
