Badai vorteks penyebab hujan ekstrem di Jawa dan sekitarnya

Jurnalindo.com, Jakarta – Badai mini vorteks menyebabkan hujan lebat di sejumlah wilayah di Pulau Jawa pada 20-22 Oktober 2022 Peneliti Klimatologi Pusat Penelitian Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Irma Ulyhasten mengatakan.

“Pusaran itu kemudian bergerak dari barat ke timur melintasi Laut Jawa Selatan,” kata Irma dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

vorteks ini dicirikan oleh pusaran dengan radius kurang dari 50 kilometer. Badai ini awalnya terbentuk di barat daya Jawa Barat dekat Ujung Kulon pada dini hari tanggal 21 Oktober 2022.

Dia mengatakan bahwa badai yang berputar tidak hanya menghasilkan angin kencang dan tahan lama dengan kecepatan konstan, tetapi juga disertai dengan pembentukan hujan lebat dalam pola memanjang dan luas di sepanjang pergerakannya di atas lautan.

Baca Juga: KBRI: Badai tropis Ian lewati Kuba, semua WNI aman

Fenomena ini dapat menimbulkan badai hebat disertai gelombang tinggi di atas laut (storm).

Irma menjelaskan, badai di laut pada siang hari mengubah suasana di pesisir selatan yang secara cepat berinteraksi dengan kawasan pegunungan di selatan Jawa Barat sehingga menyebabkan hujan lebat sejak siang hingga siang hari pada Jumat (21/10).

Sementara itu, pusaran di atas laut melanjutkan perjalanannya ke arah timur hingga ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Badai tersebut menyebabkan hujan deras yang meluas di sejumlah daerah membentuk genangan air hujan dan terjadi secara acak di berbagai daerah; Baik di Jawa Tengah Selatan, Tengah dan Utara serta Jawa Timur.

“Meskipun acak, wilayah terdampak yang paling sering diguyur hujan deras setiap hari adalah wilayah di selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta wilayah yang berada di dekat pegunungan,” katanya.

Lebih lanjut ia menyampaikan klaster hujan di Jawa Tengah terkonsentrasi di area sekitar Gunung Merapi dan Gunung Dieng. Area klaster hujan Merapi adalah Magelang, Purworejo, Surakarta, Yogyakarta, dan sekitarnya.

Sementara itu, klaster Dieng, yaitu wilayah Temanggung, Wonosobo, dan sekitarnya.

Baca Juga: Pohon Tumbang Akibatkan Satu Orang Tewas Saat Badai Di Kosovo

Demikian pula di Jawa Timur, area di sekitar Gunung Kelud, Lawu, Bima, dan Bromo merupakan klaster hujan ekstrem persisten yang dipengaruhi oleh efek orografis, sehingga awan-awan yang terbentuk di atas gunung berubah cepat menjadi awan badai yang kuat.

“Inilah salah satu penyebab banjir parah yang terjadi di sepanjang selatan Jawa Timur dekat area pegunungan tersebut, seperti Trenggalek, Blitar, Malang beberapa hari lalu,” katanya..

Kejadian hujan ekstrem itu semakin dahsyat ketika beberapa klaster hujan tersebut berinteraksi dengan hujan pesisir selatan karena efek badai di lautan, sehingga berakibat pada penggabungan klaster hujan Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Klaster hujan Jawa Timur yang terkonsentrasi di Magetan dan Jawa Tengah yang terpusat di Yogyakarta bergabung menjadi satu. Fenomena itu menimbulkan hujan deras dan persisten pada 19-20 Oktober 2022 lalu.

Kondisi cuaca yang dipengaruhi oleh badai vorteks tersebut berpotensi bertahan hingga akhir Oktober 2022.

“Selama periode ini, pembentukan dan pergerakan pusaran badai vorteks Borneo di utara dekat wilayah Kalimantan dan vorteks Samudra Hindia selatan Jawa akan menjadi pengontrol utama anomali cuaca yang terjadi di Indonesia,” demikian Erma Yulihastin. ( Ara/Amnan )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *