Untuk Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan, Sampah Laut Bali Harus Dikelola

Jurnalindo.com – Jakarta, 12/12 – Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan, pembuangan sampah laut Bali harus dilakukan.

“Menurut Sustainable Travel Report, 83 persen wisatawan menganggap perjalanan berkelanjutan itu penting dan 62 persen wisata global lebih memilih destinasi dan akomodasi yang bersertifikasi ramah lingkungan,” ujar Sandiaga dalam keterangan pers Yok Yok Ayok Daur Ulang! (YYADU!) pada Senin.

Demikian disampaikan Sandiaga beberapa waktu lalu dalam seminar “Yok Yok Ayo Daur Ulang: Kelola Sampah Laut Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan”.

Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif berusaha merespon perubahan tren pariwisata global dengan mengembangkan destinasi menjadi destinasi smart green.

“Adanya ketimpangan antara sosial-budaya serta ekonomi dan lingkungan menjadi PR (pekerjaan rumah), di mana salah satunya adalah pengelolaan sampah responsible atau bertanggungjawab,” ujar Sandiaga.

Lebih lanjut Sandiaga menambahkan agar aksi nyata ini dapat terwujud, maka aksi nyata tersebut harus dilengkapi dengan proses komunikasi, informasi, edukasi dan sosialisasi.

Baca Juga: Jelang G20,TNI AL Siap Amankan Perairan Laut Bali

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Prof Tjokorda Oka Artha atau yang lebih dikenal dengan Cok Oka juga mengatakan pada kesempatan yang sama bahwa sektor pariwisata di Bali saat ini sedang dalam pemulihan.

Menurut Cok Oka, masa transisi wisatawan yang kembali ke Bali harus diimbangi dengan kemauan destinasi wisata untuk mempertimbangkan aspek seperti kebersihan.

“Merawat lingkungan sudah menjadi kewajiban masyarakat Bali sejak dulu untuk menjaga kearifan Bali. Namun, seiring terjadinya transformasi mata pencaharian, terjadi kevakuman tanggung jawab. Kewajiban ini perlu diingat dan diimplementasikan kembali di masa sekarang,” kata Cok Oka.

Kawasan sekitarnya termasuk pantai memiliki banyak fungsi bagi masyarakat Bali yang sebagian besar dikelilingi oleh pantai mulai dari fungsi budaya, konservasi, transportasi dan lain-lain.

Namun masalah pencemaran limbah tidak dapat dihindari, mulai dari limbah kayu pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, limbah cair bahkan limbah minyak di kawasan pelabuhan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Made Teja mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya dari hulu ke hilir dengan memperhatikan masalah lingkungan, mulai dari gunung, danau, sungai, mata air hingga pantai dan laut, karena menurutnya, masalah lingkungan adalah masalah lingkungan. multisektoral.

“Berdasarkan kebijakan Gubernur terkait pengelolaan sampah berbasis sumber, kami terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terkait implementasinya,” kata I Made Teja.

Baca Juga: Peduli lingkungan, Pekanbaru siapkan penampung sampah di kelurahan

Diharapkan aksesi pemerintah melalui Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Pemerintah Kota dan masyarakat lainnya serta pihak swasta dapat memberikan solusi bagaimana penanganan sampah khususnya di Bali yang saat ini fokus pada sampah laut.

“Saat ini, setiap harinya kami (Bali) selalu kedatangan visitor, baik domestik maupun mancanegara sebanyak 40.000 pengunjung melalui jalur udara, laut, dan darat. Perjalanan laut yang umumnya dilakukan dengan cruise selalu menjadi potensi pencemaran sampah di laut,” ujar Ketua Bali Tourism Board Ida Bagus Agung.

Dalam upaya mengembangkan destinasi wisata yang berkelanjutan, Bali Tourism Board menambahkan bahwa kebersihan merupakan faktor penting yang perlu mendapat perhatian, terutama dalam pengelolaan sampah. (jurnalindo/salman)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *