jurnalindo.com – Allah mengangkat derajat orang yang berilmu beberapa derajat dari pada orang yang tidak berilmu. Hal ini mwnunjukan betapa mulianya orang alim sampai-sampai Allah menganugerahi keistimewaan lebih diatas orang yang tidak berilmu.
Akan tetapi perlu digaris bawahi, bahwa ada derajat yang lebih diatas orang yang berilmu, yakni orang yang memiliki adab. Adab ialah refleksi perilaku seseorang yang dilakukan secara spontan dan terus menerus.
Pentingnya adab telah dicontohkan oleh para ulama kita, para kiyai serta guru kita. Dalam bukunya Catatan Dari Tarim, Lora Ismail Alkholilie berbagi sekilas tentang adab dari pada gurunya, yakni Habib umar Bin Hafidz. Berikut komentar beliau:
“Saya selalu berfikir, jika seandainya mereka yang datang kesini untuk berguru kepada beliau hanya melihat adab dan perilaku beliau sehari-hari tanpa membaca kitab apapun, maka itu sudah lebih dan lebih dari cukup”.
Tulisan diatas jika diamati, mempunyai makna seakan-akan jika murid-murid yang datang dari pelbagai penjuru dunia untuk menimba ilmu di Tarim Yaman sana, tidak perlu mempelajari pokok pelajaran apapun, cukup dengan mengamati adab Habib Umar maka sudah cukup untuk kembali pulang sebagai bekal melanjutkan hidup. Padahal hanya melihat adab dari kejauhan saja namun efeknya sudah sebegitu dahsyatnya.
“Orang yang tinggi adap walaupun kekurangan ilmu masih lebih mulia daripada orang yang banyak ilmu namun kekurangan adab” Habib Umar Bin Hafidz
نَحْـنُ إِلَى قَلِيْــلٍ مِــنَ اْلأَدَبِ أَحْوَجُ مِنَّا إِلَى كثير من العلم
“Kita lebih membutuhkan adab meskipun (sedikit) dibandingkan dengan ilmu meskipun banyak” dikutip dari kitab Adabul Alim wa muta’alim karya Harotus syeikh Hasyim Asy’ary.
Kesimpulanya, adab lebih didahulukan dari ilmu ya teman -teman. Sebab berilmu saja tidak cukup, ilmu tapa adab bisa menyebabkan kerusakan besar. Namun alangkah baiknya jika sudah beradab, juga berilmu pula.