Empat Alasan Dilihat Secara Kesehatan Otak Yang Membuat Seseorang Berselingkuh

Jurnalindo.com – Perselingkuhan menjadi perbincangan yang tengah hangat untuk dibahas belakangan ini.

Banyak yang mengaitkan jika perselingkuhan terjadi karena adanya beberapa faktor seperti ingin menguasai pasangan hingga faktor kebiasaan.

Namun, perselingkuhan juga berpotensi terjadi dikarenakan kesehatan otak seseorang lho!

Setidaknya ada empat alasan secara neurosains (kesehatan otak) yang membuat seseorang berselingkuh.

1. Terlalu bereuforia pada cinta
Bagi seseorang, merasa adanya kebutuhan untuk menemukan cinta yang baru membuat seseorang tersebut melakukan perselingkuhan.

Perjalanan jatuh cinta beserta euforianya membuat seseorang terus menerus ingin mendapatkan cinta baru, yang bahkan cinta tersebut menurut seseorang ahli saraf hanya dapat bertahan diangka dua tahun.

Artinya seseorang yang kecanduan terhadap euforia percintaan akan cenderung mengulangi kisah yang sama setelah masa dua tahun.

2. Tidak mampu mengontrol diri
Melansir dari laman antaranews, sirkuit kontrol diri adalah sistem penyeimbang antara bagian otak limbik yang memotivasi untuk mencari aktivitas yang menyenangkan dan bagian otak korteks prefrontal (PFC) yang membuat seseorang berpikir dua kali sebelum terlibat dalam perilaku berisiko, seperti perselingkuhan.

Ketika sirkuit kontrol diri seimbang, kontrol impuls memadai menghentikan seseorang dari berselingkuh. Namun, ketika aktivitas PFC rendah, terjadi ketidakseimbangan yang menyebabkan seseorang menyerah pada keinginan impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya.

Baca Juga: Benarkah Perempuan Memiliki Cara Yang Berbeda Saat Selingkuh?

3. Faktor testosteron
Faktor testosteron menjadi kondisi yang membuat seseorang berpotensi melakukan perselingkuhan.

Sebuah riset menemukan pria dengan kadar testosteron tinggi lebih mungkin untuk melakukan perselingkuhan daripada pria dengan kadar testosteron yang lebih rendah.

4. Kondisi otak yang berbeda

Yang terakhir adalah kondisi otak yang berbeda. Otak seseorang yang berselingkuh berbeda dengan otak milik orang yang tidak selingkuh misalnya, aktivasi otak berbeda antara yang setia dan tidak setia.

Penelitian menunjukkan orang yang setia menunjukkan lebih banyak aktivitas saraf terkait hadiah saat melihat gambar romantis dibandingkan dengan orang yang tidak setia. (Nawa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *