Jurnalindo.com, JAKARTA, 23/11 – Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI) memberikan anjuran untuk mencari ponsel dengan nomor International Mobile Equipment Identity (IMEI) agar aman digunakan.
“Kebijakan IMEI sekarang efektif untuk menangkal ponsel ilegal,” kata Ketua Hubungan Pemerintahan APSI Syaiful Hayat di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan aturan registrasi IMEI yang berlaku per 2020, ponsel dengan nomor IMEI yang tidak terdaftar di Indonesia tidak bisa terhubung ke sinyal seluler alias diblokir. Ponsel masih bisa digunakan untuk aktivitas lain, seperti memotret, kecuali untuk komunikasi.
Distributor harus mendaftarkan nomor IMEI ponsel di sistem Central Government Equipment Identity Register (CEIR) sebelum perangkat tersebut dipasarkan.
APSI menyarankan konsumen untuk membeli dari penjual resmi, baik pembelian dalam jaringan (online) maupun off jaringan (offline).
Ponsel yang dijual resmi sudah mengantongi sertifikasi dari Badan Standarisasi Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika dan sudah termasuk pajak dan bea masuk.
Baca Juga: Khasiat minum jus wortel bagi mata minus
Menurut Syaiful, seharusnya harga jual ponsel resmi di toko online dan offline tidak berbeda jauh karena komponen pajak yang dibayarkan sama.
Dalam hal pembelian ponsel dari luar negeri, konsumen wajib mendaftarkan nomor IMEI ke Ditjen Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, dan membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku, antara lain bea masuk, pajak pertambahan nilai, dan pajak penghasilan.
Pemerintah juga memberlakukan registrasi IMEI untuk turis asing yang datang ke Indonesia. Untuk turis asing, IMEI ponsel terdaftar untuk tiga bulan sesuai dengan masa berlaku visa.
Masyarakat perlu mencermati aturan itu karena jika membeli ponsel dari luar negeri, namun, mendaftarkan IMEI melalui jalur turis, maka ponsel hanya bisa digunakan selama tiga bulan setelah itu akan terblokir permanen. (Slmn/Antara)
