Anda sedang nyeri bahu, segera periksakan ke dokter

Jurnalindo.com Jakarta, 30/11 – Dokter olahraga yang terhimpun dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) Grace Joselini Corlesa, MMRS., Sp.KO mengatakan penting untuk segera memeriksakan ke dokter ketika nyeri bahu tak kunjung usai setelah melakukan aktivitas termasuk olahraga.

 

“Jangan abaikan gejala. Ingat, semakin dini kita mendapatkan diagnosis dan pengobatan, semakin cepat pula kita pulih dan kembali bermain dan beraktivitas fisik atau berolahraga,” kata dr. Grace di Jakarta, Rabu.

 

Bicara gejala, beberapa di antaranya bisa langsung Anda rasakan, seperti nyeri atau nyeri di area bahu, ketidakstabilan dan keterbatasan gerak bahu, serta rasa lemas pada bahu. Dokter yang praktik di RS Pondok Indah itu melanjutkan, cedera bahu sangat umum terjadi pada olahraga yang melibatkan tungkai tinggi.

“Cedera bahu dan nyeri bahu merupakan masalah substansial pada atlet yang melakukan gerakan overhead seperti pelempar bisbol dan softball, bola voli, kriket, dan pemain tenis,” kata dr. Grace.

Sementara itu, kata dia, ada faktor risiko internal dan eksternal cedera bahu. Untuk faktor risiko intrinsik meliputi riwayat nyeri bahu dengan/tanpa cedera bahu, rentang gerak dan kelenturan bahu.

Selanjutnya, kelemahan otot dan ketidakseimbangan agonis/antagonis, scapular dyskinesia, lama latihan pasien, indeks massa tubuh, jenis kelamin, dan tingkat permainan.

Sedangkan faktor risiko eksternal meliputi posisi atlet (misalnya dalam bulu tangkis, apakah bermain tunggal/tunggal atau ganda/ganda), jenis pertandingan atau latihan, beban latihan atau frekuensi pertandingan.

Lalu, apa yang harus dilakukan jika mengalami cedera bahu? Dokter Grace mengatakan terdapat teknik pertolongan yang disebut dengan istilah “PRICE”.

 

“PRICE digunakan untuk jenis cedera trauma, tegang, dan keseleo. Cara ini dilakukan pada 24 hingga 72 jam pertama setelah cedera.

Baca Juga: Rias wajah menarik ala ULTIMA II

Lebih lanjut, PRICE terdiri dari Protect (melindungi dengan gendongan lengan), Rest (istirahatkan bahu), Ice (berikan kompres es 10-15 menit per 4 jam), Compression (kompresi) dan Elevation (elevasi).

 

“Nah, jika cedera terlihat atau terasa parah, konsultasikan segera ke dokter,” kata dr. Grace.

 

Ia kembali menekankan penting untuk berkonsultasi dengan dokter dan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan pencitraan dengan MRI untuk menegakkan diagnosis yang tepat dan penanganan cedera bahu yang akurat dan optimal.

 

“Mengobati cedera olahraga sesegera mungkin agar tidak bertambah parah atau berisiko cedera lebih lanjut di kemudian hari,” ujar dr. Grace.

 

“Penanganan mengembalikan kondisi, bahkan lebih menguatkan. Melakukan latihan juga penting dalam proses pemulihan cedera bahu, agar kita bisa kembali berolahraga lebih cepat dan optimal,” imbuhnya. (Slmn/Antara)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *