Jurnalindo.com – Menantikan keberhasilan dari apa yang kita tanam merupakan suatu hal yang menarik.
Begitupun saat menanam pohon kelengkeng, keinginan untuk melihat serta merasakan buah yang berhasil di panen adalah hal yang berharga.
Meski begitu, ada beberapa kasus yang terjadi di mana pohon kelengkeng tidak kunjung berbuah padahal jarak tanam tidak sebentar.
Pohon kelengkeng yang tidak berbuah bisa memiliki beberapa alasan di baliknya. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kelengkeng tidak kunjung berbuah:
1. Usia Pohon
Pohon kelengkeng biasanya membutuhkan waktu beberapa tahun sebelum mereka mulai berbuah secara konsisten.
Pohon yang masih muda mungkin belum mencapai usia reproduksi yang memadai.
2. Varietas Pohon
Beberapa varietas kelengkeng mungkin memerlukan waktu yang berbeda untuk berbuah. Pastikan Anda memiliki varietas yang cocok dengan iklim dan kondisi lingkungan di daerah Anda.
3. Kondisi Iklim
Iklim yang tidak sesuai, termasuk suhu yang terlalu rendah atau kekeringan yang berkepanjangan, bisa menghambat pembentukan bunga dan pembuahan pada pohon kelengkeng.
4. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan unsur hara tertentu, terutama nitrogen, fosfor dan kalium dapat menghambat pertumbuhan dan pembuahan pohon kelengkeng.
5. Pemeliharaan yang Tidak Tepat
Perawatan yang buruk, seperti pemangkasan yang salah, kurangnya pemupukan dan penyiraman yang tidak teratur dapat memengaruhi kemampuan pohon kelengkeng untuk berbuah.
6. Polinasi yang Tidak Memadai
Pohon kelengkeng memerlukan bantuan polinator, seperti lebah, untuk membantu penyerbukan. Kekurangan polinator dapat mengurangi jumlah buah yang dihasilkan.
7. Penyakit dan Hama
Serangan penyakit atau hama pada pohon kelengkeng dapat merusak bunga dan buah, mengurangi hasil panen.
8. Stres Lingkungan
Faktor lingkungan seperti pencemaran udara atau tanah, polusi atau tanah yang tercemar dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan pembuahan pohon kelengkeng.
Untuk mengatasi masalah ketidakberbuahannya pohon kelengkeng, penting untuk memberikan perawatan yang baik, termasuk pemeliharaan rutin, pemupukan, dan pemantauan kondisi lingkungan.
Jika masalah berlanjut, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang ahli pertanian atau tukang kebun lokal untuk saran lebih lanjut.
