Melahirkan Dengan Metode Sesar? Berikut Ini Mitos Seputar Operasi Sesar Yang Perlu Anda Ketahui

Jurnalindo.com – Proses melahirkan setiap orang bisa jadi tidak sama. Ada yang dengan mudah dapat lahiran secara normal, ada juga yang harus berkutat di ruang operasi dahulu.

Keduanya adalah cara terbaik versi masing-masing yang tidak bisa didebat apalagi dibandingkan.

Jangan merasa jika melahirkan secara normal lebih sakit dan menjiwai bila dibandingkan melahirkan dengan metode sesar ya.

Baca Juga: Berikut Ini Cara Menangani Diabetes Miletus Tipe 1 Pada Anak

Pun kedua cara tersebut sama-sama dilakukan dengan mempertaruhkan nyawa seorang ibu.

Meski begitu, ada beberapa orang yang dengan sengaja menyebarkan dan percaya mitos seputar sesar. Entah sengaja atau tidak, berikut ini beberapa mitos seputar operasi sesar yang dapat Anda pahami.

1. Sekali Sesar, Selamanya Sesar

Anggapan ini tidaklah benar, jika tidak ada masalah kesehatan baik pada ibu maupun janin, Anda tetap masih bisa melahirkan normal setelah operasi sesar.

Namun, memang ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, seperti jarak kehamilan, alasan dilakukan operasi sesar sebelumnya, kondisi janin dan ibu, serta riwayat kesehatan ibu.

2. Gagal Jadi Ibu Karena Tidak Merasakan Sakit

Mitos ini tentu tidak benar, karena baik melahirkan normal atau sesar sama-sama merasakan sakit. Bedanya, sakit melahirkan normal terjadi saat proses persalinan, sedangkan sakit melahirkan sesar dirasakan setelah proses persalinan atau setelah efek bius hilang.

Ibu yang melahirkan normal dan sesar tetap mengalami nifas dan memiliki risiko baby blues syndrome, depresi pasca melahirkan dan infeksi.

Baca Juga: Ghana punya peluang lebih, Inilah kekuatan kedua tim Uruguay vs Ghana laga terakhir fase Grup

3. Bayi yang Lahir Sesar Rentan Sakit

Keyakinan ini tak sepenuhnya salah. Bayi yang lahir secara sesar memang lebih berisiko mengalami gangguan pernapasan, terlebih jika proses persalinannya dilakukan sebelum usia kehamilan 39 minggu.

Hal ini karena proses pematangan paru dan proses persalinan normal bisa membantu bayi mengeluarkan cairan dari paru-parunya.
Namun, kesehatan bayi tidak sepenuhnya bergantung pada pilihan proses persalinan yang dilakukan, karena ada banyak faktor lain yang juga memengaruhi, mulai dari proses menyusui, imunisasi, hingga gaya dan pola hidup sehat yang dijalani bayi ke depannya.

4. Tidak Tahan Sakit Melahirkan Normal

Poin yang terakhir ini memang sekilas menyakitkan hati. Padahal banyak sekali alasan yang dapat membuat dokter melakukan upaya sesar pada pasiennya.

Baca Juga: Curahan hati Bunga Citra Lestari yang rindu dengan sosok ini

Bukan semata-mata karena ibu tidak tahan sakit saat bersalin secara normal. Operasi sesar juga tidak kalah menyakitkan jika anastesi telah habis.

 

(Nawa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *