Cegah Stunting, Mari Lengkapi Imunisasi Anak

Jurnalindo.com , Pati – Fenomena stunting bukan hanya isapan jempol saja. Sudah banyak kita temukan dilingkungan sekitar anak dengan gejala stunting.

Penyebab stunting tidak hanya kurangnya asupan nutrisi pada anak, namun juga dikarenakan adanya penyakit yang kronik, oleh sebab itu pemberian imunisasi secara lengkap tidak bisa dihindari lagi.

Pada sebuah kasus, anak yang mengalami gangguan kesehatan seperti mudah sakit bisa jadi disebabkan karena kurangnya nutrisi serta nafsu makannya terganggu. Pada akhirnya, hal tersebut akan menyebabkan anak menjadi stunting.

“Anak yang sehat, nafsu makannya akan baik, makannya juga bisa banyak kan, Insya Allah enggak stunting, kalau dikasih asupan yang benar. Tapi kalau anak itu bolak-balik sakit, bolak-balik dirawat di rumah sakit, tentu akan berpengaruh ke nutrisi yang masuk ke dia. Di sinilah pentingnya melengkapi imunisasi rutin yang sudah digariskan oleh pemerintah” Kata Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) seperti dilansir dari laman antaranews, Jumat.

Piprim juga mengatakan bahwa saat anak akan diimunisasi di posyandu, ada pemeriksaan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Sehingga, orang tua bisa mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan anak.

“Saat anaknya kontrol imunisasi, itu harus selalu diperiksa berat badan, panjang badan, dan lingkar kepalanya. Indonesia juga menggunakan buku KIA baik untuk ibu dan anaknya, nanti dicocokkan saja, ada di jalur yang benar atau enggak. Kalau ada penyimpangan, baik dia (grafiknya) datar aja itu sudah enggak bener ya, karena seharusnya naik,” kata Piprim.

Sayangnya, menurut Piprim, cakupan imunisasi pada anak di Indonesia menurun drastis sejak pandemi COVID-19. Terbukti, saat ini sudah banyak bermunculan penyakit-penyakit sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti difteri, campak, dan rubella.

“Ada beberapa laporan difteri muncul kembali, rubella, campak, tetanus bahkan, dan ini membuat kita prihatin ya karena selama ini penyakit itu sudah terkendali dengan cakupan imunisasi yang tinggi. Tapi pandemi ini cukup berdampak,” pungkas Piprim.

Seperti yang kita ketahui bahwa Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menggaungkan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) sebagai upaya meningkatkan cakupan imunisasi. Kesempatan ini dapat dimanfaatkan oleh orang tua untuk kembali melengkapi imunisasi pada anak. (Nawa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *