KPH Pati Segera Rehabilitasi, Tahun 2023 Sebanyak 973 Hektar Di Wilayah Pati Selatan.

Jurnalindo.com, – banjir kemarin yang menerjang di wilayah Kabupaten Pati menyadarkan banyak pihak, sehingga dengan kejadian tersebut masyarakat menginginkan ada ditanami pohon Hutan kembali.

Hal demikian, agar tidak terulang kembali bencana tersebut, Karena hutan itu salah satu penghambat banjir bandang.

Arif Fitri Saputra, Kepala Perhutani Pati mengungkapkan jika pihaknya akan segera melakukan tindakan penanganan. Seperti melanjutkan rehabilitasi dalam jangka dekat, sesuai dengan arahan Gubernur Jawa Tengah, yang meminta rehabilitasi dalam jangka waktu 3 tahun.

Baca Juga: Belum Genap Sebulan, 50 Pasangan Pengantin Mengajukan Dispensasi Nikah di awal tahun 2023

“sebenarnya dari kami sudah punya rencana rehabilitasi di hutan kendeng, berangka sampai 2027. Realisasinya dari 2022-2027, seperti rencana kerja sepuluh tahunan kami,”jelasnya ketika ditemui pada Rabu (1/2/2023).

Lanjut Arif perhutani mempunyai tugas atau laporan setiap sepuluh tahun sekali, dan itu akan dijabarkan setiap satu tahun, dan kebetulan di akhir tahun 2027 sudah selesai sepuh tahun.

Jadi di perhutani ada buku rencana kelestarian hutan setiap sepuluh tahun sekali, yang kemudian akan dijabarkan setiap tahunnya. Rencana itu sudah menjelang akhir habis buku di 2027. Jadi fokus rencana 2022-2027,”tambahnya.

Diketahui, ada enam kecamatan yang akan direboisasi. Yakni kecamatannya mulai dari sukolilo, kayen tambakromo, winong, pucakwangi, dan jaken. Dari barat sampai ke timur. Untuk tanamannya sendiri, masih tanaman kehutanan, utamanya jati.

“Kami ada rencana penanganannya, karena tahun 2022 kita menanam 600 hektar. Cuma begini, kami selama ini tanaman jati utamanya. Tetapi kemarin setelah kejadian bencana, masyarakat ingin tanamannya buah buahan,”jelasnya.

Namun, pihaknya mengatakan bahwa KPH Pati hanya baru bisa menyediakan tanaman jati, Pasalnya sementara ini belum ada tanaman buah.

Baca Juga: Bantuan Kepada Lansia Masih Sedikit, Kuota JKS Harus Ditambah

“Padahal yang disiapkan selama ini jati. Kami harus melakukan adaptasi, karena kami tidak menyediakan bibit buah buahan. Kami baru memberi bantuan bibit jenis buahan sekitar 300-an kemarin,” ungkapkan.

Kendati demikian, walaupun pihak perhutani ikut menanam 3000an buah buahan, tetapi masih ada penanaman swadaya dari masyarakat. Arif menuturkan kedepan akan mengakomodir jika masyarakat menginginkan buah-buahan. Karena menurutnya tanaman buahan-buahan masih efektif untuk ditanam sebagai rehabilitasi.

“Penting tanamannya berkayu, Itu cukup baik. Positifnya kalau buahan tidak mungkin ditebang, maka kedepan mengurungkan potensi banjir. Kalau ditebang suatu saat akan ada potensi banjir lagi. Pada tahun 2023 ini rencana kita menanam 975 hektar di kawasan selatan. Untuk rencana awal, kita masih pada tanaman kehutanan, yakni banyaknya jati,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *