Strategi ‘Serangan untuk Damai’ Ukraina: Akankah Rusia Tunduk?

JurnalIndo.Com – Ukraina tampaknya tidak akan menyerah dalam menghadapi invasi Rusia. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, telah mengumumkan strategi baru yang disebut sebagai ‘serangan untuk damai’ yang bertujuan untuk memaksa Rusia berdamai dengan negaranya. Namun, apakah strategi ini akan berhasil? Rusia, di bawah kepemimpinan Vladimir Putin, tampaknya tidak akan tunduk dengan mudah.

Dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Reuters dan Al Arabiya pada Kamis (29/8/2024), Zelensky mengungkapkan bahwa rencana ‘serangan untuk damai’ ini akan berlangsung selama tiga pekan. Serangan ini telah dimulai sebagian, dengan serangan ke wilayah Kursk di Rusia sebagai langkah awal. Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk membuat Rusia menyerah melalui serangan militer, ekonomi, dan diplomatik yang terkoordinasi. dilansir dari detik.com

Zelensky juga mendesak Amerika Serikat untuk memberikan izin bagi pasukannya menggunakan senjata jarak jauh yang dipasok oleh AS, yang akan memungkinkan Ukraina untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia. Idenya adalah untuk memberikan tekanan maksimum kepada Moskow sehingga mereka tidak punya pilihan selain mengakhiri perang yang telah berlangsung lama ini.

Namun, rencana detail dari strategi ini belum sepenuhnya diungkapkan oleh Zelensky. Dia menyatakan akan memberikan rencana lengkapnya kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan dua calon penggantinya.

Di sisi lain, Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, merespons rencana ini dengan sikap tenang dan menyebutnya sebagai ciri khas dari pemerintahan Kyiv. “Ini bukan pertama kalinya kami mendengar pernyataan seperti itu dari perwakilan rezim Kyiv. Kami menyadari sifat rezim Kyiv ini,” kata Peskov kepada wartawan.

Dengan kedua belah pihak yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengalah, konflik antara Ukraina dan Rusia tampaknya akan terus berlanjut. Strategi ‘serangan untuk damai’ dari Ukraina mungkin menjadi langkah baru dalam upaya untuk mengakhiri perang, tetapi hanya waktu yang akan menentukan apakah Rusia akan tunduk pada tekanan ini atau justru memperpanjang konflik lebih lanjut.

Jurnal/Mas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *