JurnalIndo.Com – Serangan udara Israel kembali memicu kecaman internasional setelah menghantam zona kemanusiaan di selatan Jalur Gaza, yang dihuni para pengungsi Palestina. Insiden tragis ini mengakibatkan sedikitnya 40 orang tewas dan sekitar 60 lainnya mengalami luka-luka, sebagaimana dilaporkan oleh AFP pada Selasa (10/9/2024).
Dalam pernyataannya, militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan pusat komando Hamas di area Al-Mawasi, Khan Younis, yang sejak awal perang telah ditetapkan sebagai zona aman. Namun, puluhan ribu warga Palestina, yang mengungsi akibat konflik berkepanjangan, mencari perlindungan di wilayah tersebut dan tinggal di kamp-kamp pengungsi. dilansir dari detik.Com
Pejabat pertahanan sipil Gaza, Mohammed Al-Mughair, menyatakan bahwa personel mereka masih mencari 15 korban hilang setelah serangan udara Israel yang menargetkan tenda-tenda pengungsi di Mawasi. “Personel kami masih berupaya menemukan korban hilang akibat serangan di Mawasi,” ungkap Mughair.
Serangan ini menimbulkan kerusakan parah pada lebih dari 20 tenda pengungsi, meninggalkan kawah-kawah besar di area tersebut. Mahmoud Basal, juru bicara pertahanan sipil Gaza, menegaskan bahwa para pengungsi tidak diberi peringatan sebelum serangan terjadi, yang menyebabkan korban jiwa yang sangat besar. “Ada seluruh keluarga yang hilang di bawah pasir dalam pembantaian Mawasi Khan Younis,” tambah Basal.
Militer Israel dan Hamas
Militer Israel, dalam pernyataan resminya, menyebut bahwa serangan udara tersebut menargetkan teroris Hamas yang beroperasi di pusat komando di dalam zona kemanusiaan Khan Younis. “Organisasi teroris di Jalur Gaza secara sistematis menyalahgunakan infrastruktur sipil dan kemanusiaan untuk aktivitas terorisme,” sebut pernyataan militer Israel.
Namun, Hamas membantah tuduhan bahwa para pejuangnya berada di lokasi yang diserang. Hamas menyebut klaim Israel sebagai “kebohongan terang-terangan” dan menuduh Tel Aviv melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil Palestina.
Kekejaman di Khan Younis ini menambah panjang daftar serangan mematikan di Jalur Gaza, yang hingga kini terus bergejolak di tengah konflik yang tak kunjung usai.
Jurnal/Mas