Israel Bertahan di Tengah Perang Berkepanjangan, Ekonomi Tertekan Akibat Ketegangan Geopolitik

Ekonomi Israel Hancur (Sumber Foto. nbcbayarea.com)
Ekonomi Israel Hancur (Sumber Foto. nbcbayarea.com)

JurnalIndo.Com – Hampir satu tahun setelah serangan oleh kelompok Hamas ke Israel, negara tersebut terus berupaya mempertahankan stabilitas ekonominya di tengah situasi geopolitik yang semakin memanas. Kendati demikian, ancaman perluasan konflik di Timur Tengah dapat membawa dampak yang jauh lebih besar, terutama jika intensitas peperangan meningkat.

Pada akhir September 2024, Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, menyampaikan bahwa ekonomi Israel kini menanggung beban perang terpanjang dan termahal dalam sejarah negara tersebut. Meski di bawah tekanan besar, Smotrich tetap optimistis tentang ketahanan ekonomi Israel.

“Ekonomi Israel adalah ekonomi yang kuat yang bahkan saat ini menarik investasi,” ungkap Smotrich, dikutip dari CNN, Sabtu (5/10/2024).

Selama berlangsungnya perang, Israel telah melancarkan berbagai serangan, termasuk serangan darat terhadap Hizbullah di Lebanon, serangan udara di Gaza dan Beirut, serta ancaman terhadap Iran setelah insiden serangan rudal balistik pada awal pekan ini. dilansir dari detik.Com

Dampak Ekonomi Konflik
Semakin meluasnya konflik ke wilayah Timur Tengah lainnya diyakini akan meningkatkan biaya perang, tidak hanya bagi Israel tetapi juga bagi negara-negara lain di kawasan tersebut. Menurut Karnit Flug, mantan gubernur bank sentral Israel, jika eskalasi ini berkembang menjadi perang yang lebih lama dan intens, dampaknya terhadap aktivitas ekonomi dan pertumbuhan Israel akan semakin terasa.

Di sisi lain, dampak kemanusiaan dan ekonomi di Gaza terus memburuk, dengan krisis yang berkepanjangan. Firma riset pasar milik Fitch Solutions, BMI, memproyeksikan bahwa ekonomi Lebanon akan menyusut hingga 5% tahun ini, dipicu oleh konflik antara Hizbullah dan Israel.

Institut Studi Keamanan Nasional di Universitas Tel Aviv bahkan memperkirakan bahwa dalam skenario terburuk, ekonomi Israel bisa menyusut lebih dari itu. Meskipun dalam skenario yang lebih ringan, para peneliti memproyeksikan penurunan produk domestik bruto (PDB) per kapita Israel, yang sebelumnya telah melampaui Inggris, akibat pertumbuhan populasi yang lebih cepat daripada perekonomian.

Sebelum serangan 7 Oktober 2023 dan dimulainya kembali konflik Israel-Hamas, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi Israel tumbuh 3,4% pada tahun ini. Namun, dengan perang yang terus berlangsung, proyeksi pertumbuhan kini berkisar antara 1 hingga 1,9%, sementara pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan juga diperkirakan akan lebih lemah dibandingkan proyeksi awal.

Ketahanan Ekonomi Israel
Di tengah tekanan besar dari konflik yang berkepanjangan, Israel berupaya untuk tetap mempertahankan kestabilan ekonominya dengan menarik investasi dan menjaga sektor-sektor penting. Namun, situasi yang semakin rumit dengan ancaman perluasan perang di kawasan Timur Tengah terus menambah tantangan bagi perekonomian negara tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *