jurnalindo.com, Jakarta – Gina S. Nor mendapatkan ide untuk serial “Dapur Napi” setelah menonton liputan mendalam tentang program deradikalisasi untuk membawa mantan teroris kembali ke masyarakat.
“Ada pertanyaan tentang permintaan maaf kepada keluarga, sulit untuk menerima pengembalian, dan salah satunya adalah restoran di Solo yang pekerjanya adalah mantan teroris,” kata Gina dalam siaran resmi di Vidio, Selasa (18/18). 10).
Gina mengatakan bahwa dia merefleksikan perjalanannya sebagai seorang wanita karena dia tidak mengerti teror, dan ide untuk “Dapur TNapi” muncul setelah percakapan dengan Amelia Octavia, yang juga menciptakan serial tersebut.
Baca Juga: Inul Daratista pdan Adam suseno luncurkan film Black Adam
“Makanan itu perlu, bisa jadi favorit, dan terkadang kita tidak perlu tahu siapa yang membuatnya. Dengan cerita ini kita bermain dengan ide, bisakah orang menerima mantan narapidana semudah mereka menerima makanan enak?”
“Dapur Napi” bercerita tentang Laila, mantan narapidana yang ingin hidup kembali dengan membuka restoran, ditolak oleh keluarga korban Laila dan masyarakat di sekitarnya. Apakah ada kesempatan kedua untuknya? Kemudian Laila bertemu banyak orang yang mengubah hidupnya.
Dua sutradara muda, Ren Michaelson dan Addis Kyle, menyutradarai serial yang dibintangi Clara Bernadette, Asmara Abigail, Bobby Sophia, Shinina Cinnamon dan Andre Machadi. Akan ada total 8 episode yang akan mulai tayang pada 10 November 2022.
Secara spesifik Amelya Oktavia menambahkan, “Salah satu yang membuat ide ini muncul adalah ketika kita mendengar cerita di sebuah diskusi publik tentang bagaimana tersangka terorisme yang berusaha untuk kembali ke masyarakat.
Salah satu ceritanya ada yang buka restoran. Kemudian yang menarik, ketika membuka restoran, mereka jadi banyak berinteraksi langsung dengan pembeli yaitu masyarakat umum dan perlahan membangkitkan kembali rasa kepercayaan masyarakat ke mereka. Begitu juga sebaliknya, dampaknya positif.”
Baca Juga: Song Joong Ki rilis poster perdana film Reborn Rich
Rein Maychaelson berkata bahwa series ini mengeksplorasi tema kesempatan kedua, kehilangan, persahabatan, dan berdamai dengan masa lalu.
Lebih lanjut Adis mengatakan, “series ini mewakili perempuan mantan napi yang menginginkan kesempatan kedua ketika kembali ke tengah masyarakat. Sebagai masyarakat Indonesia mungkin di sekitar kita pernah mengalami dan merasakan keberadaan sosok perempuan mantan napi. Jika selama ini kita tidak pernah bersikap objektif dan adil dalam menilai mereka, mungkin series ini bisa mengetuk
para hati untuk menerima mereka di lingkungan sekitar dan memberikan kesempatan kedua.
Adis mengatakan penonton juga bisa melihat sudut pandang mantan napi dari sisi lain di serial ini, juga pelajaran tentang kehidupan yang didapatkan di penjara yang menjadikan karakter dalam serial punya keunikan masing-masing dan dicintai penonton. ( Ara/Amnan )