Kelanjutan Liga 2 di Tentukan Nanti Malam, Liga 2 Tak di Lanjutkan Jadi Opsi PT LIB dan PSSI

JurnalIndo.com – Jakarta, 12/01 – PT Liga Indonesia Baru (LIB) berencana melanjutkan Liga 2 pada 14 Januari mendatang. Namun, rencana ini tidak bisa dilaksanakan, Karena ada opsi tidak menggelar Liga 2 lagi.

Anggota Komite Eksekutif PSSI Ahmad Riyadh menyatakan kelanjutan Liga 2 musim 2022-2023 sulit karena berbagai keadaan.

”Pertama, kelayakan stadion. Kedua, persiapan teknis. Ketiga, kesiapan PT LIB,” ujar ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur itu kepada Jawa Pos melalui pesan singkat kemarin.

Baca Juga: Sungguh Malang Nasibmu Arema Fc, di Tolak SSA Bantul kini Di Tolak Jatidiri Semarang Juga

Liiga 2 akan dimainkan dalam format kandang-tandang. Namun, pasca tragedi Kanjuruhan, stadion yang digunakan untuk menyelenggarakan pertandingan profesional itu tidak bisa langsung digunakan.

Penilaian risiko harus dilakukan. Personil Polri, Kementerian Kesehatan dan PUPR bertanggung jawab langsung atas proses penilaian risiko.

Beberapa stadion klub di divisi 2 saat ini sedang menjalani penilaian risiko. Salah satu stadion paling bergengsi adalah kandang Persipura Jayapura:
Stadion Lukas Enembe, Jayapura.

Nilai stadion dengan 40.000 penonton adalah 74,27 persen. Stadion ini bahkan memiliki nilai yang lebih tinggi dari Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Nilai SUGBK hanya 60 persen.

Baca Juga: Panser Biru Tolak Arema Fc Berkandang di Stadion Jatidiri Semarang

”Sampai sekarang (kemarin, Red), proses risk assessment masih terus berjalan. Belum selesai,” tegasnya.

Lantaran proses penilaian venue pertandingan belum tuntas, menghentikan Liga 2 menjadi opsi yang bisa dipilih

“Kamis malam (besok) akan diputuskan apakah Liga 2 lanjut atau tidak. Keputusan itu akan dibuat dalam rapat Exco PSSI,” ungkap pria yang akrab disapa Abah Riyadh itu. ”Kalau Liga 2 tidak lanjut, maka Liga 1 tidak ada degradasi,” imbuh ketua Komisi Wasit PSSI tersebut.

Di sisi lain, CEO PSIM Jogjakarta Bima Sinung Widagdo saat dihubungi Jawa Pos kemarin merasa keberatan jika Liga 2 tidak dilanjutkan. Menurut dia, klub akan merasakan kerugian dalam dua aspek. Yaitu, bisnis dan pembinaan.

Baca Juga: Di Tolak di SSA Bantul, Kini Arema Berkandang Di Jati Diri Semarang

”Untuk bisnis, kami sudah mengeluarkan cost tapi tidak mendapatkan revenue apabila Liga 2 tidak lanjut. Biaya yang kami keluarkan akan sia-sia,” jelas Bima.

”Lalu, dari sisi pembinaan, seorang pesepak bola yang hanya berlatih tapi tidak berkompetisi dalam waktu yang lama tentu tidak bagus. Apalagi, banyak pemain yang masih berada di usia emas. Sayang kalau mereka tidak berkompetisi,” imbuh mantan CEO Sulut United tersebut.

Karenanya, Bima berharap bisa berlanjut di Liga 2. Jika opsi home-away sulit diterapkan, Liiga 2 bisa diterapkan dalam format bubble. “Kami menawarkan sistem bubble. Namun, tampaknya opsi ini akan membebani keuangan PT LIB,” kata Bima.

Presiden Persiba Balikpapan Gede Widiade sependapat dengan Bima. Tidak perlu menghentikan Liga 2. Tapi lanjutkan dengan sistem kandung Bubble.

”Sistem itu cocok untuk situasi sekarang. Pilih saja mana stadion yang layak. Lalu, Liga 2 digelar di venue-venue tersebut,” tegas mantan direktur utama Persija Jakarta itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *