Jurnalindo.com – Pada ASEAN Para Games (APG) 2022 di Solo yang akan berakhir Sabtu (6/8), kontingen Para Panahan Indonesia meraih sepuluh medali.
Sepuluh emas tersebut terdiri atas 3 keping medali emas, 3 perak, dan 4 perunggu, demikian kata Pelatih Tim Para Panahan Indonesia Denny usai final tim double compound putri di Lapangan Kota Barat Solo, Jumat.
Pasangan ganda putri asal Indonesia Tuwariyah dan Irma Yunita harus mengakui keunggulan pasangan asal Thailand Phannibha Srathongmaew dan Praphaporn Homjanthuek pada final tersebut dengan selisih skor yang tipis.
Bahkan, untuk empat set normal berakhir dengan total skor yang sama, yakni 33-33, 33-38, 34-35, 37-31. Selanjutnya, dilakukan perpanjangan set penentuan. Pada set terakhir tersebut setiap pemanah melesatkan satu anak panah pada target.
Hasil pada set penentuan tersebut pasangan Thailand unggul dengan skor 18-17. Denny mengatakan pasangan Indonesia hanya kalah secara jam terbang terkait hal itu.
“Sekali lagi jam terbang kali ini yang memenangkan pertandingan. Ketenangan, keyakinan atlet panah per panah itu yang menjadi penentu. Selain jam terbang, juga nasib memang belum berpihak ke Indonesia,” katanya.
Ia mengapresiasi perjuangan ganda putri tersebut meski kalah karena sebetulnya pada kompetisi kali ini mereka tidak diproyeksikan memperoleh medali emas.
“Ini di luar ekspektasi karena kami tidak menargetkan double compound putri. Jadi berhasil masuk final saja sudah dapat hasil terbaik. Bahkan tiga seri pertama tadi merupakan tembakan terbaik mereka,” katanya.
Sementara itu, Kontingen Para Panahan Indonesia akan membidik perebutan tiket Paralympic 2024 di Paris usai berakhirnya APG 2022.
“Selain itu juga Asian Para Games di Hangzhou, China. Kami tunggu apakah ada perubahan negara atau tetap di Hangzhou,” katanya.
(ara/va)