Jurnalindo.com – Belakangan ini, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami cuaca panas yang cukup ekstrem, sementara beberapa gunung api di Indonesia juga mengalami erupsi. Pertanyaan pun muncul, apakah ada hubungan antara kedua fenomena ini?
Ahli Vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung, Dr. Eng. Ir. Mirzam Abdurrachman, ST, MT, memberikan jawaban dalam acara live ‘Eureka! Raungan Gunung Ruang’ pada Senin (6/5).
“Sepertinya saya tidak melihat ini terkait langsung, melainkan (akibat) perubahan iklim saja. Tapi boleh dikonfirmasikan, apakah kenaikan temperatur ini juga berkorelasi dengan penambahan karbon dioksida (CO2),” kata Mirzam. dilansir dari detik.com
“Penambahan CO2. Kalau memang berkontribusi dengan penambahan CO2, CO2-nya harus dipastikan berasal dari letusan gunung berapi,” tambahnya.
Mirzam menjelaskan bahwa pertanyaan ini penting karena dalam sejarah Bumi, ada peristiwa Kepunahan Massal Ketiga yang disebabkan oleh pelepasan CO2 besar-besaran akibat letusan gunung berapi yang terus menerus selama 1 juta tahun.
Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terpisah. Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena suhu panas yang terjadi belakangan ini berkaitan dengan posisi Matahari yang dekat dengan khatulistiwa pada bulan April.
“Hal tersebut terjadi karena posisi semu Matahari pada bulan April berada dekat sekitar khatulistiwa dan menyebabkan suhu udara di sebagian wilayah Indonesia menjadi relatif cukup terik saat siang hari,” ujar Guswanto.
Dengan demikian, sementara para ahli belum menemukan korelasi langsung antara cuaca panas ekstrem dan erupsi gunung api, pertanyaan ini tetap menjadi bahan kajian yang menarik untuk lebih dipelajari guna memahami dinamika alam yang kompleks dan potensi dampaknya terhadap lingkungan dan kehidupan manusia.
Jurnal/Mas
