News  

Selayak Pandang: Mengintip Kilas Balik Tradisi Sungkeman yang Dilakukan Saat Idulfitri

Jurnalindo.com – Momentum idulfitri beberapa waktu lalu membuat kita kembali bernostalgia dengan tradisi “sungkeman”.

Yups, sungkem atau sungkeman merupakan ritual turun temurun yang sudah ada sejak kita masih kecil. Kebiasaan ini seakan menjadi wujud formalitas maaf-memaafkan antar satu individu ke individu lainnya hingga saat ini.

Mengutip dari laman Merdeka.com, makna pertama dari tradisi sungkem adalah sebagai sarana yang dilakukan masyarakat Jawa untuk melatih kerendahan hati. Sebab dengan melakukan sungkem, maka seseorang akan melakukan gestur merendah dan menyembah kepada orang yang lebih tua.

Baca Juga: BKPP Pati Serahkan 167 SK PPPK Kepada Tenaga Medis

Sungkeman juga merupakan salah satu tradisi yang biasa dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada orang tua, guru, atau orang yang lebih tua yang lebih senior di dalam keluarga atau masyarakat.

Pada umumnya saat sungkeman, anak-anak akan meminta maaf dan memberikan salam kepada orang tua mereka, sedangkan orang tua akan memberikan ucapan selamat Idul Fitri dan memberikan uang atau hadiah kepada anak-anak mereka.

Tradisi ini memiliki makna yang dalam, karena selain sebagai bentuk penghormatan kepada orang tua, juga sebagai bentuk memperkuat hubungan keluarga dan membangun rasa kebersamaan. Sungkeman juga dapat menjadi ajang untuk memperbaiki hubungan yang mungkin terganggu selama setahun terakhir.

Selain di dalam keluarga, tradisi sungkeman juga dapat dilakukan di antara teman dan tetangga. Biasanya, masyarakat Indonesia akan berkunjung ke rumah-rumah tetangga mereka untuk melakukan sungkeman dan memberikan ucapan selamat Idul Fitri.

Namun, di masa pandemi seperti sekarang, tradisi sungkeman dapat dilakukan secara virtual atau dengan cara lain yang aman dan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.

(Nawa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *