Polemik Suksesi Keraton Solo, Presiden Minta Tedjowulan Tetap Jadi Raja Ad Interim

Dinamika internal Keraton Kasunanan Surakarta kembali menjadi perhatian publik di tengah belum tuntasnya polemik suksesi tahta (Sumber foto : Kompas.tv)
Dinamika internal Keraton Kasunanan Surakarta kembali menjadi perhatian publik di tengah belum tuntasnya polemik suksesi tahta (Sumber foto : Kompas.tv)

Jurnalindo.com, – Dinamika internal Keraton Kasunanan Surakarta kembali menjadi perhatian publik di tengah belum tuntasnya polemik suksesi tahta. Maha Menteri KG Panembahan Agung Tedjowulan menggelar pertemuan penting dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Resto Plataran Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (13/12/2025).

Pertemuan tersebut turut dihadiri Pakubuwono XIV Hangabehi beserta sejumlah kerabat Keraton Kasunanan Surakarta. Kehadiran para tokoh keraton dan pejabat pemerintah ini menandai keseriusan pembahasan mengenai masa depan kepemimpinan Keraton Solo yang hingga kini masih berada dalam kondisi belum definitif.

Juru Bicara Tedjowulan, Pakoenegoro, mengungkapkan bahwa dalam pertemuan itu Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan arahan langsung dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, terkait polemik kepemimpinan Keraton Kasunanan Surakarta. Presiden, kata Pakoenegoro, meminta agar Maha Menteri KG Panembahan Agung Tedjowulan tetap menjalankan peran sebagai Raja Ad Interim.

“Kami menyimak informasi dari Pak Menteri bahwa arahan Presiden Republik Indonesia adalah agar Maha Menteri menjadi pelaksana tugas ad interim Raja/Sunan di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sampai batas waktu yang ditentukan kemudian, merujuk pada belum adanya Raja/Sunan yang definitif bertahta,” ujar Pakoenegoro.

Arahan tersebut menegaskan bahwa status ad interim masih diberlakukan hingga proses penobatan Raja atau Sunan yang sah dan diakui secara adat benar-benar ditetapkan. Dengan demikian, Tedjowulan tetap menjalankan fungsi kepemimpinan keraton di tengah belum adanya kesepakatan final mengenai penerus tahta.

Pertemuan ini dihadiri sejumlah tokoh penting Keraton Kasunanan Surakarta, di antaranya Pakubuwono XIV Hangabehi, GKR Koes Moertiyah Wandansari, KPA Eddy Wirabhumi, GKR Ayu Koes Indriyah, serta Maha Menteri KG Panembahan Agung Tedjowulan. Sejumlah pejabat teras Kementerian Kebudayaan juga tampak hadir.

Namun, absennya Pakubuwono XIV Purboyo dan GKR Pakubuwono menjadi perhatian tersendiri. Keduanya diketahui tidak menghadiri pertemuan tersebut meskipun telah menerima undangan resmi, sehingga memunculkan berbagai spekulasi terkait dinamika internal yang masih berlangsung.

Sebagai informasi, polemik suksesi tahta Keraton Kasunanan Surakarta mencuat menjelang pemakaman Sinuhun Pakubuwono XIII. Pada Rabu (5/11/2025), publik dikejutkan oleh munculnya dua klaim penerus tahta. KGPAA Hamangkunegoro menyatakan dirinya telah berdiri sebagai Pakubuwono XIV di hadapan jenazah ayahandanya sebelum prosesi pemberangkatan jenazah dilakukan.

Beberapa hari kemudian, Lembaga Dewan Adat (LDA) menobatkan KGPH Hangabehi sebagai Pakubuwono XIV dalam sebuah prosesi yang digelar di Sasana Handrawina pada Kamis (13/11/2025). Penobatan tersebut semakin menegaskan adanya dualisme kepemimpinan yang hingga kini belum menemukan titik temu.

Menanggapi kondisi tersebut, Maha Menteri KG Panembahan Agung Tedjowulan sebelumnya telah menegaskan bahwa penobatan dari dua kubu tersebut belum sah secara adat Keraton Kasunanan Surakarta. Ia menyatakan tetap menjalankan peran sebagai Raja Ad Interim hingga dilangsungkannya penobatan yang sah dan diakui secara adat.

“Ya belum sah (penobatan dua kubu). (Maha Menteri menjadi Raja Ad Interim) sampai penobatan (yang sah),” ujar Tedjowulan saat ditemui di Sekretariat Maha Menteri, Kamis (13/11/2025) malam.

Hingga kini, polemik suksesi tahta Keraton Kasunanan Surakarta masih menunggu kepastian. Arahan Presiden agar Maha Menteri tetap menjabat sebagai Raja Ad Interim menjadi penegasan bahwa proses penetapan Raja atau Sunan definitif belum mencapai kata akhir. Publik pun menanti penyelesaian konflik internal ini demi menjaga marwah, adat, serta keberlanjutan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. (Kompas.tv/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *