Jurnalindo.com, – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Sitorus, memberikan tanggapan mengenai kabar mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan, yang berpotensi masuk dalam kabinet Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Deddy menegaskan bahwa Budi bukanlah kader PDIP.
“Pak Budi Gunawan bukanlah kader PDI Perjuangan, tetapi seorang patriot dan Bhayangkara negara yang telah melalui proses panjang hingga menjadi seorang jenderal polisi yang profesional,” kata Deddy kepada wartawan pada Kamis (17/10/2024).
Deddy juga menyatakan bahwa kehadiran Budi Gunawan dalam pembekalan calon menteri di Hambalang pada Rabu (16/10/2024) tidak dapat diasosiasikan sebagai perwakilan PDIP. “Sehingga tidak serta-merta dapat diasosiasikan sebagai kader PDI Perjuangan,” ujarnya, menegaskan posisi PDIP dalam hal ini.
Walau begitu, Deddy mengakui adanya kedekatan historis dan psikologis antara Budi Gunawan dengan partai yang berlambang kepala banteng moncong putih tersebut. Ia menegaskan bahwa bagi PDIP, kekuasaan seharusnya diarahkan untuk kepentingan rakyat. Menurutnya, jabatan dalam pemerintahan harus memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Oleh karena itu, PDIP tidak pernah berpikir memanipulasi atau mengkapitalisasi kekuasaan demi elektoral. Terbukti pada kebangkitan PDIP pada pemilu 2014, 2019, hingga 2024, kemenangan PDI Perjuangan adalah karena dukungan rakyat, dan menang secara organik tanpa penggunaan kekuasaan untuk intimidasi terhadap mereka yang berbeda dengan partai,” kata Deddy.
Sebelumnya, Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, juga enggan berkomentar mengenai kapasitas Budi Gunawan dalam pembekalan calon menteri tersebut. Dahnil menekankan bahwa hanya Budi Gunawan dan PDIP yang dapat memberikan klarifikasi mengenai statusnya. “Saya tidak dalam porsi menjawab,” ujarnya dalam dialog Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV.
Dengan klarifikasi dari PDIP ini, publik dapat memahami lebih jelas mengenai hubungan Budi Gunawan dengan partai dan bagaimana posisi politiknya dalam konteks kabinet baru yang akan dibentuk. (Kompas.tv/Nada)
