Terdapat Makna yang Mendalam di Lebaran Ketupat, Hari Ke 7 Idul Fitri

JurnalIndo.com – Jakarta, 29/04 – Setelah Idul Fitri, ada tradisi yang dilakukan sebagian orang Jawa, yaitu Lebaran Ketupat. Idul Fitri dirayakan satu minggu setelah Idul Fitri.

Ketupat Idul Fitri dirayakan pada hari kedelapan Idul Fitri atau tanggal 8 syawal dan menandai makan Ketupat.

Walaupun banyak orang Jawa yang mempraktekkannya, namun masih banyak yang belum mengetahui tentang tradisi ini.

Baca Juga: Virgoun Mengaku Telah Mati Rasa Ke Istri, Netizen Menyuruh Inara Rusli Untuk Cerai Saja

Menurut laporan NU Online, kisah Lebara Ketupati ini bermula dari Sunan Kalijaga yang pertama kali mengenalkannya pada orang Jawa.

Tradisi Ketupat atau Bakda Kupat Lebaran merupakan simbol ekspresi bahasa Jawa. Kupat adalah singkatan dari Ngaku Lepat (menerima kesalahan).

Sunan Kalijaga menggunakan simbolisme ini saat menyampaikan ajaran Islam tentang Jawa. Saat itu masih banyak orang yang mempercayai kesucian intan.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Virgoun Selingkuh dari Inara Rusli

Pelukan budaya dan keimanan inilah yang akhirnya mampu menjamin kesucian umat Islam yang merayakan Idul Fitri sebagai momen yang tepat untuk saling meminta maaf, mengakui kesalahan dan membaginya dengan sesama.

Arti Ketupati atau Kupati dalam Lebaran Ketupati dalam bahasa Jawa merupakan singkatan dari Ngaku Lepat dan Ngaku Papat.

Ngaku Lepat sendiri berarti mengakui kesalahan dan Ngaku Papat berarti empat tindakan yaitu Lebaran, Luberan, Melburan dan Labuan.

Baca Juga: Nikita Mirzani Mengidap Tumor Payudara dan Jalani Operasi

Sumpah pertama. Berasal dari kata jauh, artinya dibukakan pintu ampunan. Ini berarti akhir dan menunjukkan akhir Prapaskah.

Luberan berikutnya. Istilah ini berarti keberlimpahan atau keberlimpahan, yang merupakan simbol dari ajaran memberi sedekah kepada orang miskin.

Zakat fitrah menjelang Idul Fitri bukan hanya ibadah wajib bagi umat Islam, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap sesama.

Baca Juga: Ferdy Sambo Dihukum Mati, Jaksa Ajukan Kasasi atas Putusan Banding

Ketiga, Leburan, artinya habis dan patah. Artinya, pada saat Idul Fitri, dosa dan kesalahan sirna dan sirna karena setiap muslim harus saling memaafkan. Keempat, Buruh, yang berasal dari kata labu atau jeruk nipis.

Kapur adalah zat yang sering digunakan dalam pemurni air dan pemutih dinding. Artinya manusia selalu menjaga kesucian jiwa dan raga masing-masing.

Selain itu, Ketupat mencerminkan berbagai kesalahan manusia. Hal ini tercermin dari rumitnya membangun paket ketupat.

Maka ketupat dapat diartikan sebagai kesucian hati. Hal ini karena setelah membuka periuk terdapat nasi putih yang mencerminkan kesucian dan kesucian hati setelah permintaan maaf dan segala kesalahan.

Selain itu Ketupat juga mencerminkan kesempurnaan. Bentuk ketupati begitu sempurna sehingga melambangkan kemenangan umat Islam setelah sebulan penuh berpuasa dan terakhir Idul Fitri. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *