Unjuk Rasa Berdirinya Hotel D’aynna, Ketua Karang Taruna Desa Puncel Menilai Terlalu Buru-buru

Jurnalindo.com
Jurnalindo.com

Jurnalindo.com, – Berdirinya hotel D’ayanna yang berada di Desa puncel Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati menuai protes keras masyarakat setempat.

Pasalnya hotel tersebut menimbulkan banyak negatif dan sumber kemaksiatan, akhirnya ratusan warga mendatangi hotel tersebut, pada jumat (12/07/2024)

Unjuk rasa ini melanjutkan audiensi di balai desa setempat (11/07) kemarin. Warga tidak puas hasil yang diharapkan Karena pihak hotel tidak berkenan hadir.

Kepala Desa Puncel Sutiyono memaparkan hotel yang berada di wilayahnya tersebut tidak pernah melayangkan izin kepada pihak Pemerintah Desa (Pemdes).

Bahkan, pihak hotel berani mencurangi masyarakat terkait meminta tanda tangan namun tidak dijelaskan maksud dan tujuannya apa.

”Nggak pernah bilang ke desa. Pemilik hotel merayu warga 20 KK tapi jumlah orang 50 orang. Warga diberi Rp 150 ribu dan sembako untuk tanda tangan. Masyarakat ya ngak tau itu untuk persetujuan hotel,” jelasnya.

Selain faktor izin, warga juga khawatir hotel tersebut disalahgunakan. Pihaknya tidak mau keberadaan hotel mencoreng nama baik Desa Puncel, bila digunakan untuk perzinahan.

”Selain tidak berizin khawatir terjadi hal yang negatif. Dia ngakunya mengantongi izin melalui online, dari warga, Pak Inggi tidak tanda tangan kok izin,” ungkap dia.

Dalam unjuk rasa ini, akhirnya mendapatkan kesepakatan bersama yaitu pihak hotel dan pemdes akan menutup Hotel D’Ayyana.

“Demo sudah kesepakatan hasilnya ditutup selamanya. Tidak akan dibuka lagi. Demo berjalan kondusif. Tidak anarki,” tegas dia.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Puncel Fuad Saifurrohman menilai gerakan penutupan hotel tersebut terlalu terburu-buru. Ia menilai seharusnya, Pemdes memberikan ruang kepada pihak hotel di ruang audiensi terlebih dahulu.

“Saya jadi ingat beberapa bulan yang lalu ada demo di kecamatan woro-woro ke masyarakat untuk ikut demo jalan rusak. Tapi apa hasil dari demo dan apakah tuntutan masyarakat bisa terealisasi. Saya jawab tidak. Jangan sampai hal seperti ini warga yang menjadi tameng hanya demi kepentingan pribadi,” tutur dia.

Ia mengaku merasa prihatin dengan demonstrasi tersebut. Menurut dia, tindakan tersebut kurang bijak lantaran dilakukan sebelum ada proses audiensi.

”Apa pemangku kebijakan tidak bisa menyikapi persoalan dengan cara yang arif dan bijaksana. Pada intinya saya secara pribadi pengen Puncel aman nyaman damai,” tandas dia. (Juri/Jurnal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *