Jurnalindo.com, – Para petani ketela di wilayah Kabupaten Pati saat ini mulai resah. Hal itu menyusul lantaran ketela yang ditanam harganya anjlok, sehingga merugikan para petani
Salah satu petani ketela Desa Gesengan Kecamatan Cluwak Suyanto mengaku bahwa kondisi petani di Pati saat ini memprihatinkan
Ia berharap agar ada peran pemerintah untuk bisa menstabilkan harga ketela
“Kami berharap pemerintah tidak tinggal diam, karena anjloknya harga ketela, membuat para petani merugi,”ungkapnya Senin (17/3/2025)
Menurutnya, Para petani ketela di wilayah Pati rata-rata menggarap sawah dengan sistem sewa lahan dengan kisaran Rp 15 sampai Rp 20 juta/ hektar dalam 1 tahun
Dalam 1 hektar, para petani bisa memanen tanaman ketela hingga 20 sampai 23 ton
“Untuk harga ketela per kg saat ini Rp 1600, dan per kwintal 170 kg, kalau tanpa potongan Rp 800, tapi dengan harga itu untuk biaya operasional bongkar muat dan lain-lain sangat kurang,”keluhnya
Saat ini, Lanjut Suyanto yang juga sebagai Kepala Desa Gesengan itu mengaku bahwa para petani ketela sudah pusing.
Para petani ketela banyak yang tidak memanen tanaman ketelanya dengan alasan harganya masih anjlok, sehingga banyak yang tidak dipanen
“Para petani ketela saat ini pusing, banyak petani yang tidak mencabut ketela karena harga dianggap tidak sesuai, padahal banyak ketela yang usianya sudah tua,”ucapnya
Suyanto berharap adanya solusi dari pemerintah pusat untuk memperhatikan harga tanaman ketela agar bisa stabil
“Para petani ketela ini rata-rata banyak yang pinjam bank untuk usaha tanam ketela, kalau harganya anjlok begini, para petani pusing tidak bisa bayar bank,”sesalnya. (Juri/Jurnal)