Jurnalindo.com, – Ketua Fraksi Partai Gerindra di DPRD DKI Jakarta, Nurhasan, mengakui bahwa isu dinasti politik akan menjadi batu sandungan bagi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo-Gibran menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dalam konsolidasi anggota DPRD DKI Jakarta yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), Nurhasan menyampaikan harapannya agar isu ini hanya bersifat temporer dan tidak berlangsung lama.
Nurhasan menilai isu dinasti politik akan memengaruhi elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, terutama setelah Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia calon presiden dan wakil presiden. “Pasti ada pengaruh itu. Kami dari Gerindra dan KIM berharap (rumor politik dinasti) ini sifatnya hanya temporer,” ujarnya.
Penting bagi pasangan Prabowo-Gibran untuk segera menanggapi isu dinasti politik dan memberikan klarifikasi kepada publik agar elektabilitasnya tidak tergerus. Isu ini muncul setelah MK menegaskan bahwa putusan terkait batas usia calon presiden dan wakil presiden melibatkan pelanggaran etika.
Nurhasan tetap optimistis bahwa Prabowo-Gibran dapat meraih kemenangan di Jakarta, namun ia menekankan pentingnya memberikan program-program yang meyakinkan masyarakat. “Tinggal ke depan program-program seperti apa yang kita bisa membuat mereka yakin bahwa pemuda ya harus dikasih kesempatan,” ungkapnya.
Menyikapi keputusan MK, Nurhasan menyampaikan bahwa KIM akan melawan sejumlah isu yang diarahkan kepada Prabowo-Gibran dengan memberikan gagasan program kepada publik. Meskipun keresahan terkait dinasti politik muncul, Nurhasan yakin bahwa masyarakat dapat diberikan pemahaman untuk mendukung pasangan tersebut.
“Kalau saya pribadi sih wajar karena memang masyarakat itu kan pasti sesuatu yang baru, yang belum pernah terjadi pasti ada tanggapan-tanggapan miring,” jelas Nurhasan.
Dalam beberapa survei elektabilitas yang dilakukan oleh berbagai lembaga, pasangan Prabowo-Gibran masih menduduki peringkat teratas. Meskipun demikian, tantangan untuk merespons isu dinasti politik tetap menjadi fokus bagi tim kampanye pasangan ini menjelang Pilpres 2024. (Nada/Tribunbali)