Jurnalindo.com, – Nama Haili Yoga tengah menjadi sorotan publik nasional setelah mengeluarkan surat resmi yang menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah tidak lagi mampu menangani situasi darurat bencana yang melanda wilayah tersebut. Banjir bandang, banjir luapan, serta tanah longsor yang terjadi secara bersamaan melumpuhkan hampir seluruh kecamatan dan menimbulkan dampak kemanusiaan yang sangat besar.
Di balik keputusan berat tersebut, Haili Yoga dikenal sebagai seorang birokrat senior yang menghabiskan lebih dari 30 tahun kariernya di pemerintahan daerah, dengan pengalaman luas di berbagai bidang strategis.
Identitas Singkat Haili Yoga
-
Nama: Drs. Haili Yoga, M.Si
-
Jabatan: Bupati Aceh Tengah (2025–2030)
-
Tempat/Tanggal Lahir: Kelupak Mata, 3 Februari 1970
-
Pendidikan Terakhir: Magister (S2) Universitas Syiah Kuala
-
Istri: Risnawati, S.SiT
-
Anak:
-
drg. Ronita
-
Devi Silvia, S.H., M.H.
-
Ega Rizki
-
Karier Birokrasi 30 Tahun: Dari Pendidikan hingga Pemerintahan Daerah
Haili Yoga memulai perjalanan kariernya pada 1994. Ia meniti jabatan dari posisi administratif di sekolah negeri hingga akhirnya dipercaya memimpin berbagai dinas penting di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Pengalamannya mencakup sektor pendidikan, pariwisata, pemerintahan, perhubungan, dan ketenagakerjaan.
Berikut perjalanan lengkap jabatannya:
-
Kasubbag TU SMPN 1 Singgah Mulo (1994–1996)
-
Kasubbag TU SMKN 1 Takengon (1996–2003)
-
Kasubbag Umum Dinas Perkebunan Aceh Tengah (2003)
-
Kasubbag Perencanaan Disdikbud Bener Meriah (2003–2004)
-
Kasubbag Umum Disdikbud Bener Meriah (2004–2006)
-
Kabid Pariwisata Dishubkominfo Budpar Bener Meriah (2006–2012)
-
Kabag Organisasi Setda Bener Meriah (2012–2016)
-
Kepala Dishubkominfo Budpar Bener Meriah (2016–2017)
-
Kepala Dinas Pariwisata Bener Meriah (2017–2019)
-
Kepala Dinas Transmigrasi & Tenaga Kerja Bener Meriah (2019)
-
Sekretaris Daerah Bener Meriah (2019–2020)
-
Pelaksana Harian Bupati Bener Meriah (4–23 Juni 2020)
-
Penjabat Bupati Bener Meriah (2022–2024)
-
Bupati Aceh Tengah (2025–2030)
Dengan rekam jejak yang luas, Haili Yoga dikenang sebagai sosok birokrat teknis yang memahami detail tata kelola daerah, termasuk dalam menghadapi situasi kritis.
Riwayat Pendidikan
Haili Yoga menyelesaikan pendidikan menengah di SMA Negeri 2 Takengon (1988). Ia kemudian menempuh studi Administrasi Negara di Universitas Iskandar Muda, lulus pada 1993. Pendidikan formalnya berlanjut ke jenjang Magister PSMA Universitas Syiah Kuala, yang ia rampungkan pada 2017.
Keputusan Krusial: Menyatakan Aceh Tengah Tak Mampu Tangani Darurat Bencana
Haili Yoga menjadi perhatian publik setelah menerbitkan Surat Pernyataan Ketidakmampuan Upaya Penanganan Darurat Bencana bernomor 360/565/BPBD/2025 pada 27 November 2025. Surat itu menyebutkan bahwa bencana hidrometeorologi yang melanda Aceh Tengah telah:
-
Menelan 15 korban jiwa
-
Mengakibatkan 3.123 KK mengungsi
-
Menciptakan kerusakan masif pada infrastruktur dan pemukiman
Namun situasi semakin memburuk. Dalam laporan terbaru pada Minggu, 30 November 2025, Haili Yoga menyampaikan:
-
54.199 jiwa mengungsi
-
21 orang meninggal dunia
-
24 warga masih hilang
-
14 kecamatan terputus aksesnya
-
779 rumah rusak berat
-
59 ruas jalan rusak parah
-
Minim BBM dan layanan kesehatan
Meski bantuan udara mulai dikirimkan, jumlah tersebut belum mencukupi untuk menjangkau seluruh wilayah terdampak.
Menurut berbagai pihak, keputusan Haili Yoga mengeluarkan surat tersebut merupakan langkah strategis agar pemerintah provinsi dan pusat dapat segera mengerahkan dukungan lebih besar.
Seruan Haili Yoga untuk Dukungan Nasional
Menyadari kondisi Aceh Tengah yang kian kritis, Haili Yoga mengajak seluruh stakeholder untuk bersatu membantu percepatan penanganan bencana.
“Kami mohon dukungan dari seluruh pihak. Kami yakin, dengan kerja sama, Aceh Tengah akan segera pulih,” ujar Bupati Haili Yoga.
Dengan pengalaman panjang dalam birokrasi serta kepemimpinan yang teruji, Haili Yoga kini berada di garis depan dalam mengoordinasikan upaya penyelamatan dan pemulihan Aceh Tengah dari salah satu bencana terbesar dalam sejarah daerah tersebut. (Sumber : Jawapos/Nada)












