Jurnalindo.com – Yu Dong Lai, seorang bos ritel supermarket di China, telah mendapat julukan “bos paling konyol” karena kebijakannya yang unik dalam memprioritaskan kebahagiaan karyawan di atas keuntungan finansial. Yu, yang selalu menghargai karyawannya, memberikan gaji tinggi dan bonus tambahan jika karyawan diperlakukan tidak adil oleh pelanggan.
Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), pada Maret lalu, Yu mengumumkan bahwa perusahaannya, Pang Dong Lai, akan menawarkan cuti khusus selama 10 hari kepada 7.000 karyawannya. Karyawan diberi kebebasan untuk memutuskan kapan mereka ingin beristirahat. “Saya ingin setiap anggota staf memiliki kebebasan. Setiap orang pasti pernah merasa tidak bahagia, jadi jika tidak bahagia, jangan masuk kerja,” kata Yu. dilansir dari detik.com
Cuti khusus ini diberikan sebagai tambahan atas cuti tahunan selama 30 hari dan libur festival musim semi selama lima hari. Langkah ini jarang dilakukan oleh perusahaan di China. Yu mengungkapkan keinginannya untuk menciptakan lingkungan kerja seperti di Eropa.
Selain itu, Pang Dong Lai juga memberikan kompensasi kepada karyawan yang menerima keluhan atau perlakuan tidak masuk akal dari pelanggan. Jumlah kompensasi berkisar antara US$ 700 dan US$ 1.100 atau setara dengan Rp 11,4 juta dan Rp 18 juta (kurs Rp 16.384).
Kebijakan Yu ini telah membuahkan hasil yang signifikan. Karyawan menjadi sangat loyal pada perusahaan, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan pelayanan. Perusahaan Pang Dong Lai kini memiliki gerai di Xuchang dan Xinxiang dan dikenal sebagai ‘surga pelanggan’ karena pelayanan yang sangat baik. Di tengah kesulitan industri ritel, Pang Dong Lai berhasil menghasilkan US$ 19 juta atau Rp 311 miliar.
Yu Dong Lai lahir dari keluarga petani dan mulai bekerja setelah lulus SMP. Pada tahun 1995, ia membuka toko kelontong yang hanya menjual barang asli, meskipun produk palsu banyak beredar di pasaran pada saat itu. Bisnisnya kemudian meroket, dan pada tahun 1997 ia membuka perusahaan tembakau dan minuman keras. Namun, tokonya dibakar oleh sekelompok gangster setelah ia menghentikan salah satu dari mereka yang melecehkan karyawan wanitanya.
Tak lama setelah itu, Yu membangun kerajaan ritel Pang Dong Lai. Ia memilih untuk tidak memperluas usahanya ke provinsi lain karena merasa bahwa provinsi yang ada sudah cukup besar dan tujuannya adalah menjalankan toko dengan baik. Yu juga menegaskan bahwa ia tidak terlalu menghargai uang dan ketenaran, tetapi lebih memilih menjalankan bisnisnya dengan kejujuran dan integritas.
Dengan pendekatannya yang unik dan empatik, Yu Dong Lai telah menunjukkan bahwa kebahagiaan karyawan dapat menjadi kunci kesuksesan bisnis yang berkelanjutan.
Jurnal/Mas