jurnalindo.com – Surabaya, 15/9 – Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menyatakan sebagai bentuk penghormatan kepada seniman ludruk Cak Sapari saat berjuang melawan sakit diabetes hingga meninggal dunia pada Kamis dini hari ini, adalah pemberian nama panggung “Ludruk Sapari”.
“Sebenarnya Cak Safari diikutkan main Film Lara Ati bersama Cak Kartolo. Tapi karena beliau sakit, film akhirnya memberi penghormatan dengan memberinya nama panggung ‘Ludruk Sapari’. Ini sebagai penghormatan kepada Cak Sapari,” kata Wawali Armuji tengah bersiap untuk melayat Cak Sapari di rumah duka Kawasan Simo Mulyo Baru, Surabaya, Kamis.
“Sulit melupakan sosok seperti Cak Sapari. Sebenarnya dia juga diikutkan main Film Lara Ati bersama Cak Kartolo. Tapi karena beliau sakit, film akhirnya memberi penghormatan dengan memberinya nama pentas Ludruk Sapari,” kenang Cak Ji.
Menurut pria yang akrab disapa Cak Ji ini, hal itu menjadi bagian dukungan dan support terhadap Cak Sapari yang tengah berjuang melawan sakit diabetes.
“Kami sangat menghargai karya-karya beliau,” kata Cak Ji yang juga ikut berperan di sinetron Loka Drama sekaligus film layer lebar Lara Ati itu.
Armuji mengatakan, sungguh bukan hanya dirinya saja yang kehilangan Cak Sapari, melainkan juga seniman Surabaya bahkan warga Kota Surabaya juga pasti akan sangat kehilangan Sapari. Hal ini dikarenakan Cak Safari ini termasuk orang yang total dalam berkesenian.
Apa pun kondisinya, lanjut dia, Cak Safari tetap berkesenian. Bahkan, Cak Ji mendengar, ketika sakit pun Cak Sapari ini masih tetap berkesenian dari panggung ke panggung.
“Benar-benar luar biasa,” kata Armuji.
Diketahui pada bulan Juni 2022, sempat digelar Gelaran Ludrukan Charity yang diprakarsai Dewan Ludrukan Surabaya dan Republik Ludruk Indonesia untuk membantu pengobatan Cak Sapari.
Diketahui Kartolo dan Sapari adalah dua orang yang tersisa dari grup Jula-Juli Guyonan Kartolo Cs, selain Tini (istri Kartolo). Semasa hidup, Sapari dan Kartolo adalah patner saat keduanya bersama almarhum Basman menelorkan puluhan kaset Jula-Juli Guyonon antara 1970-1990-an.
Lakon Jula-Juli Guyonan yang direkam dengan pita kaset sempat booming. Bahkan, kaset-kaset tersebut menjadi buruan para kolektor. Lakon yang terkenal di antaranya, “Sepur India”, “Pemburu Cipret”, “Patih Kabur Kanginan” dan lain-lain. (ara/rido)