Jurnalindo.com – Ratusan warga Quezon City terpaksa mengungsi dan mengantre bantuan di sekolah-sekolah yang dijadikan pusat evakuasi setelah hujan monsun mengguyur wilayah tersebut dan menyebabkan banjir parah.
Curah hujan tinggi yang terus mengguyur sejak beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah permukiman terendam air. Pemerintah lokal dengan sigap mengalihkan beberapa sekolah menjadi tempat penampungan sementara bagi warga terdampak.
Pantauan di lapangan menunjukkan antrean panjang warga yang menanti distribusi bantuan berupa makanan siap saji, air bersih, pakaian, serta perlengkapan kebersihan. Banyak di antara mereka adalah anak-anak dan lansia yang tampak kelelahan namun tetap berusaha bertahan di tengah kondisi darurat. dilansir dari detik.com
“Saya dan keluarga sudah tiga hari di sini. Rumah kami terendam, tidak bisa pulang. Kami hanya berharap bantuan terus datang,” ujar Maria, salah satu pengungsi.
Otoritas setempat terus bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan dan relawan untuk mempercepat penyaluran logistik dan memastikan kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi. Tim medis juga disiagakan untuk memeriksa kesehatan warga, mengingat risiko penyakit menular meningkat selama masa banjir.
Badan cuaca Filipina telah mengeluarkan peringatan dini bahwa hujan deras masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan, dan warga diminta tetap waspada serta mematuhi arahan evakuasi dari pihak berwenang.
Pemerintah Quezon City juga mengimbau warga untuk tidak kembali ke rumah masing-masing hingga situasi dinyatakan aman dan air benar-benar surut.
Jurnal/Mas