News, Oase  

#SaveRajaAmpat Menggema, Selebritas Ramai-Ramai Tolak Eksploitasi Tambang Nikel di Papua

referensi gambar dari (mmc.tirto.id)
referensi gambar dari (mmc.tirto.id)

Jurnalindo.com – Isu eksploitasi tambang nikel di Raja Ampat, Papua, memicu gelombang penolakan luas dari masyarakat, termasuk para selebritas Tanah Air. Tagar #SaveRajaAmpat menjadi trending di media sosial, sebagai bentuk kepedulian terhadap ancaman kerusakan lingkungan di salah satu kawasan konservasi laut terindah di dunia.

Kekhawatiran publik muncul akibat potensi dampak serius dari aktivitas pertambangan terhadap ekosistem laut dan daratan Raja Ampat. Para aktivis lingkungan dan masyarakat adat pun mulai bersuara, menyerukan agar eksploitasi tambang dihentikan demi menjaga kelestarian alam Papua dan kehidupan masyarakat setempat.

Dukungan terhadap gerakan ini semakin meluas setelah sejumlah selebritas turut menyuarakan penolakan mereka melalui media sosial. Di antaranya Amanda Rawles, Revti Ayu Natasya, Prilly Latuconsina, Kirana Larasati, Aline Andita, Lukman Sardi, Vicky Nitinegoro, Bunga Jelita, Syamsir Alam, Atta Halilintar, Ceseniy, Della Dartyan, hingga Nana Mirdad. dilansir dari detik.com

Mereka kompak mengunggah poster digital dengan tulisan #SAVE RAJA AMPAT – Papua Bukan Tanah Kosong, sebuah pesan yang menegaskan bahwa wilayah tersebut memiliki kehidupan, nilai budaya, dan kekayaan alam yang harus dilindungi, bukan dieksploitasi.

Aksi solidaritas ini mendapat sambutan positif dari netizen yang turut memperkuat tagar #SaveRajaAmpat sebagai bentuk perlawanan terhadap eksploitasi alam secara semena-mena.

Isu lingkungan di Raja Ampat ini sekaligus membuka kembali diskusi tentang pentingnya keberpihakan pemerintah terhadap pelestarian alam Indonesia Timur, yang selama ini dikenal sebagai surga biodiversitas dunia.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah pusat terkait polemik tersebut. Namun tekanan publik yang terus meningkat diharapkan dapat mendorong pengambilan keputusan yang berpihak pada kelestarian lingkungan dan masyarakat adat Papua.

Jurnal/Mas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *