News  

Catat, Dokter tak lagi sarankan mencabut gigi namun mempertahankan gigi

Jurnalindo.com, Tangerang, 11/11 – Ketua Kolegium Konservasi Gigi Indonesia, Prof. Dr., drg. Ratna Mediawati, Sp.KG, Subsp.KR(K) mengatakan, konsep kedokteran gigi saat ini tidak lagi mencabut gigi tetapi merawat dan merawatnya.

“Sesuai namanya, ilmu konservasi gigi. Jadi kita pertahankan gigi selama mungkin di rongga mulut. Namun bagaimanapun juga harus kita lihat indikasi dan bagaimana kondisi sisa jaringan gigi, apakah bisa direstorasi itu prinsipnya,” ujar dokter dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia itu saat berbincang di Tangerang, Jumat.

Lebih lanjut Prof Ratna menjelaskan bahwa preservasi artinya pemeliharaan sampai dokter gigi melihat apakah gigi yang sudah terbentuk dapat dipertahankan atau harus dicabut.

Konsep perawatan gigi dimulai dari konsep yang sederhana. Namun, jika infeksi internal ditemukan, perawatan saluran akar diperlukan.

Kemudian kondisi gigi juga diperiksa, apakah masih utuh, sedikit tertinggal atau sudah aus, sehingga harus dicabut.

“Karena sisa dari jaringan akar gigi akan menyebabkan infeksi di tubuh. Jadi konservasi gigi bertujuan untuk mempertahankan gigi selama mungkin dengan perawatan saluran akar atau perawatan saraf gigi,” katanya.

Baca Juga: Destinasi utama, GWK siap 100 persen menyambut KTT G20

Ketua Ikatan Dokter Gigi Indonesia (IKORGI) Cabang Jakarta Selatan, Dr. Rina Permatasari, Sp.KG mengatakan perawatan saluran akar gigi seringkali dianggap mahal oleh masyarakat. Belum lagi pasien harus datang berobat berkali-kali.

Namun jika dibandingkan dengan pemasangan implan gigi, penggunaan gigi palsu, atau tanpa gigi (toothless), perawatan pengawetan gigi masih tergolong murah.

“Karena mempertahankan gigi itu enggak mudah. Tindakannya sangat panjang dan perlu berkali-kali datang, kalau sekali menyadari giginya terselamatkan, dia malah jadi nambah untuk perawatan gigi lainnya,” kata dr. Rina.

“Dengan konservasi yang kelihatannya mahal, kalau dihitung-hitung dengan ganti gigi, malah lebih mahal ganti gigi dan itu enggak nyaman,” ujar dr. Rina. (Slmn/Antara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *