Jurnalindo.com – Menyebarnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan sapi yang melanda di beberapa wilayah. Namun hingga saat ini pasar Hewan yang menjadi pusat perdagangan di wilayah Pati khususnya belum ada yang ditutup. Padahal penyebaran penyakit tersebut masuk di wilayah pati sejak bulan desember 2024 lalu. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati melalui Kabid Peternakan, Andi Hirawadi mengatakan bahwa hingga saat ini pasar hewan yang berada di pati belum ada yang ditutup.
Namun, ada pantauan khusus ketika kedatangan hewan dari luar daerah. Sehingga dia menjamin sebelum masuk pasar kondisi hewan tersebut sudah dipastikan sehat. “Sampai saat ini belum menutup pasar hewan. Kita hanya melakukan pengawasan terhadap hewan ternak yang masuk ke pasar. Kita pastikan ternak yang masuk dalam kondisi sehat,” kata Andi, Jumat (24/1/2025)
Oleh sebab itu, dua Pasar Hewan terbesar yang dimiliki pemkab Pati ini yaitu Pasar Hewan Pahing di Kecamatan Winong dan Pasar Hewan Wagenan di Kecamatan Margorejo hingga kini masih diperbolehkan untuk beroperasi. “padahal di wilayah lain seperti di Rembang, pasar hewan mulai ditutup untuk mengurangi mobilitas hewan ternak yang dikhawatirkan akan menularkan PMK,”paparnya.
Meskipun pasar hewan tidak ada yang ditutup, pihaknya mengaku kondisi pasar hewan mengalami penurunan pengunjung lebih dari 50 persen dari hari biasanya. “Kemarin saat kita survey ke pasar kondisinya sepi. Turun hampir 50 persen yang masuk ke pasar,” imbuhnya.
Sampai saat ini, data virus PMK yang masuk ke Dispertan Pati adalah sebanyak 48 sapi terkonfirmasi mati, 51 dipotong paksa, dan 37 sembuh. Sedangkan yang masih dalam proses pengembangan ada sebanyak 352 sapi.
Jurnal/Mas