Jurnalindo.com – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menerima kunjungan dari Menteri Peternakan, Pertanian, dan Perikanan Uruguay, Fernando Mattos Costa. Kunjungan ini bertujuan untuk membahas pelaksanaan reforma agraria di Indonesia.
Pertemuan tersebut diadakan di Kementerian ATR/BPN, Jakarta, pada Selasa (04/06/2024). Dalam kesempatan itu, Menteri Fernando Mattos Costa menyatakan ketertarikannya untuk mempelajari kebijakan land reform yang telah diterapkan di Indonesia. “Pelaksanaan land reform di Indonesia menarik untuk diketahui, sehingga kami akan belajar terkait kebijakannya,” kata Fernando Mattos Costa dalam keterangan yang disampaikan oleh Biro Humas Kementerian ATR pada Rabu (5/6/2024). dilansir dari detik.com
Menteri AHY menjelaskan arah kebijakan pelaksanaan reforma agraria yang dilaksanakan oleh jajarannya di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. “Kementerian ATR/BPN berfokus pada melanjutkan pelaksanaan reforma agraria, karena ini merupakan fundamental untuk masyarakat kita,” ujar Menteri AHY.
AHY juga membagikan kisah sukses pelaksanaan reforma agraria di Indonesia yang pernah disampaikan pada forum internasional yang diselenggarakan oleh World Bank di Washington DC tiga minggu lalu. Ia menyebutkan bahwa jumlah tanah yang terdaftar telah meningkat secara signifikan sejak 2017. “Tahun 2017, tanah yang terdaftar baru 46 juta bidang tanah, dan sekarang, tujuh tahun kemudian, sudah 113 juta bidang tanah,” kata AHY.
Selain membahas reforma agraria, Menteri AHY menyatakan keinginannya untuk memperkuat hubungan antara kedua negara. Ia juga mengungkapkan rencananya untuk melakukan kunjungan balasan ke Uruguay. “Sejatinya, sebagai bagian dari pemerintahan Indonesia, Kementerian ATR/BPN mendorong segala bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan untuk kesejahteraan rakyat,” tuturnya.
Kunjungan ini diharapkan dapat membuka peluang kerjasama baru antara Indonesia dan Uruguay dalam bidang agraria dan tata ruang, serta memperkuat hubungan diplomatik kedua negara.
Jurnal/Mas
