News  

Inilah Beberapa Risiko Cedera Saat Bermain Bulutangkis

Jurnalindo.com – Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Melansir pada euforia olahraga pebulutangkis Indonesia yang kerap digelar, olahraga ini kemudian menjadi banyak diminati.

Untuk itu, agar tidak terjadi beberapa hal yang tidak diinginkan, maka penting untuk mengetahui bagaimana karakteristik permainan bulu tangkis. Apa saja faktor risiko dan cedera paling sering dalam bulu tangkis dan bagaimana mencegahnya.

Selanjutnya, bulu tangkis termasuk kategori olahraga “high impact” dengan gerakan yang dinamis, merupakan kombinasi antara reli-reli pendek dan reli-reli panjang. Karenanya, pemain bulu tangkis membutuhkan kebugaran aerobik atau kebugaran kardiorespirasi untuk dapat bermain bulu tangkis dengan durasi permainan 3 set.

Tak hanya itu, pemain bulu tangkis juga memerlukan kecepatan, tenaga atau power, serta kelincahan yang cukup baik. Misalnya, pada gerakan melompat saat jumping smash, gerakan lunges saat melakukan gerakan netting, gerakan drop shot, gerakan yang cepat dan mengubah arah saat defence, serta gerakan lainnya.

Faktanya, para pemain bulutangkis membutuhkan stamina yang kuat, kelincahan, kecepatan, ketepatan, kekuatan otot, dan koordinasi motorik sendi dan otot yang baik. Olahraga ini dipenuhi gerakan kompleks sesuai dengan tempo permainannya. Itulah mengapa jika tidak berhati-hati, cedera otot, sendi, ligamen, hingga tendon rentan terjadi ketika bermain bulu tangkis.

Ada berbagai jenis cedera yang dapat terjadi ketika bermain bulu tangkis, diantaranya adalah cedera bahu, pergelangan kaki terkilir, lutut, punggung, siku.

Cedera bahu disebabkan gerakan mengayun yang cepat dan berulang. Tipe cedera bahu pada pemain bulu tangkis disebabkan gerakan sendi bahu yang berulang. Kondisi ini akan menyebabkan otot-otot bahu kelelahan dan mengakibatkan stabilitas sendi bahu menurun. Tendonitis rotator cuff atau tendinopathy adalah kondisi cedera bahu paling sering pada pemain bulu tangkis.

Cidera pergelangan kaki juga kerap terjadi. Faktor risiko cedera pergelangan kaki bisa berasal dari internal dan eksternal.

Faktor internal misalnya: kelelahan saat bermain sehingga membuat keseimbangan menjadi terganggu dan pergelangan kaki kemudian terkilir; faktor eksternal biasanya disebabkan karena kondisi lapangan yang licin atau karena penggunaan sepatu yang tidak tepat.

Sementara itu, jenis cedera lutut yang paling sering terjadi pada olahraga bulu tangkis adalah cedera jumper’s knee atau patella tendinitis yang diakibatkan gerakan melompat dan mendarat berulang dan gerakan lunges yang berulang.

Cedera punggung bawah juga sering terjadi akibat beberapa gerakan menerjang dan merunduk. Kelemahan otot punggung merupakan salah satu faktor risiko dari cedera lower back pain pada permainan badminton.

Cedera siku dapat terjadi karena beban pada otot yang berlebihan dan terus-menerus selama memegang raket, sehingga menimbulkan peradangan pada otot siku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *