Jurnalindo.com, – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024, sejumlah nama mulai disebut-sebut akan maju. Di antaranya adalah dua mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Anies, meski sempat menyatakan belum memutuskan untuk maju, kini mempertimbangkan serius wacana tersebut.
PDI Perjuangan (PDI-P) membuka kemungkinan mengusung Anies sebagai bakal calon gubernur (bacagub) pada Pilkada DKI Jakarta 2024.
Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan DPD PDI-P DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, menyatakan bahwa Anies dipersilakan mendaftar sebagai bacagub melalui partai berlambang banteng tersebut.
“Tentu ada peluang dari PDI-P untuk Anies, tergantung penilaian DPP dan rekam jejak calon tersebut,” ujar Gilbert pada Rabu, 8 Mei 2024.
Sikap yang lebih gamblang ditunjukkan oleh Partai Nasdem. Ketua DPW Nasdem DKI Jakarta, Wibi Andrino, menegaskan bahwa partainya memprioritaskan Anies untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.
“Publik Indonesia sudah tahu prioritas itu ke siapa, kami menginginkan Bapak Anies Rasyid Baswedan untuk kembali ke Jakarta,” kata Wibi pada Kamis, 2 Mei 2024. Wibi juga mengungkapkan bahwa mayoritas warga Jakarta ingin Anies kembali memimpin karena kinerjanya selama periode 2017-2022 sangat dirasakan.
Meski awalnya tidak merespons serius dukungan dari PDI-P dan Nasdem, Anies kini mengaku sedang mempertimbangkan secara serius untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Keseriusan ini muncul setelah dirinya didesak oleh warga saat menghadiri acara silaturahmi dan halal bihalal dengan PKL dan warga Kampung Jaringan Rakyat Miskin Kota di Kampung Marlina pada 19 Mei 2024. Dalam acara tersebut, warga menyampaikan dukungan penuh agar Anies maju lagi di Pilkada Jakarta. Anies menyatakan dirinya sedang mempertimbangkan undangan dari sejumlah partai politik.
Di sisi lain, beberapa pihak menyarankan agar Anies tidak lagi mengikuti Pilkada DKI Jakarta 2024. Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, mengatakan bahwa Anies seharusnya menjadi king maker dalam perpolitikan Indonesia.
“Anies tidak seharusnya turun ke kelas menengah setelah bertarung di kelas berat,” kata Refly pada Jumat, 11 Mei 2024. Ia mengibaratkan hal ini seperti seorang petinju yang turun kelas setelah kalah. Menurutnya, Anies seharusnya menetapkan tujuannya ke depan, apakah tetap berpolitik atau kembali ke dunia akademis.
Jika Anies memutuskan untuk maju, ia akan menghadapi tantangan besar, termasuk kemungkinan bersaing dengan Ahok. Namun, dengan dukungan dari partai-partai besar seperti PDI-P dan Nasdem, peluang Anies untuk kembali memimpin Jakarta tetap terbuka lebar.
Warga Jakarta, yang merasakan dampak positif dari kepemimpinan Anies sebelumnya, menjadi salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan Anies untuk maju kembali.
Kesimpulannya, Pilkada DKI Jakarta 2024 menjadi ajang yang sangat dinantikan dengan potensi kembalinya Anies Baswedan ke gelanggang politik Ibu Kota.
Dengan dukungan partai besar dan desakan dari masyarakat, keputusan Anies akan sangat menentukan arah masa depan Jakarta. Di sisi lain, saran untuk tidak maju menunjukkan adanya harapan agar Anies mengambil peran yang lebih besar di kancah politik nasional. Bagaimanapun, keputusan akhir Anies akan menjadi sorotan utama dalam peta politik Indonesia ke depan. (Sumber ; Konpas/Nada)