Jurnalindo.com, – Menteri Agama, Nasaruddin Umar, berhasil mencatatkan prestasi luar biasa dengan meraih nilai hampir sempurna dalam evaluasi kinerja 100 hari pertama pemerintah yang dilakukan oleh lembaga Center of Economic and Law Studies (Celios). Dalam studi bertajuk Rapor 100 Hari Prabowo-Gibran, Nasaruddin Umar menempati posisi teratas dengan skor mendekati 100, mencerminkan keberhasilan dan kualitas tinggi dalam kebijakan di sektor agama.
Evaluasi tersebut dilakukan melalui survei berbasis expert judgment atau penilaian ahli yang melibatkan panel juri sebanyak 95 jurnalis dari 44 lembaga pers terkemuka di Indonesia. Para jurnalis ini dinilai memiliki wawasan mendalam tentang kinerja pemerintah, sehingga hasil evaluasi ini semakin menegaskan bahwa Menteri Agama Nasaruddin Umar telah memberikan kontribusi besar terhadap pemerintahan dalam bidang agama.
Nasaruddin Umar Menanggapi Hasil Evaluasi dengan Positif
Mendapatkan hasil yang memuaskan, Nasaruddin Umar mengungkapkan rasa terima kasihnya dan menyebutkan bahwa evaluasi ini menjadi motivasi bagi dirinya dan Kementerian Agama untuk terus berupaya memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Ia menegaskan bahwa Kemenag akan terus berfokus pada pelayanan umat dengan memberikan kemudahan akses terhadap layanan yang semakin berkualitas dan bermutu.
“Kami fokus layani umat. Ini fokus yang akan kita terus upayakan ke depan,” ujar Nasaruddin Umar, seperti dikutip dari situs Kementerian Agama pada Rabu, 22 Januari 2025.
Terobosan dan Kebijakan di Kementerian Agama
Nasaruddin Umar yang dilantik sebagai Menteri Agama pada 21 Oktober 2024, langsung melakukan sejumlah terobosan yang mendapat apresiasi. Salah satunya adalah penurunan biaya penyelenggaraan ibadah haji yang disepakati bersama DPR. Rata-rata biaya haji turun sekitar Rp 4 juta dibandingkan tahun sebelumnya, yang tentunya memberikan dampak positif bagi jamaah haji Indonesia.
Selain itu, Nasaruddin juga berkomitmen untuk menyelesaikan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi lebih dari 600 ribu guru madrasah dan guru agama dari berbagai agama, termasuk Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Rekrutmen CPNS dan PPPK di Kementerian Agama juga berjalan dengan lancar, transparan, dan akuntabel.
Tahun 2025 ini, Kemenag juga dihadapkan pada sejumlah hajat besar, di antaranya Indonesia menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Internasional yang diikuti oleh 38 negara, persiapan PPG bagi guru dalam jabatan, serta penyelenggaraan ibadah haji dan Ramadan. Nasaruddin mengungkapkan, program-program ini berkaitan langsung dengan masyarakat banyak dan ia berharap Kemenag bisa terus menginisiasi program yang dapat memberdayakan publik, termasuk di bidang ekonomi.
Profil Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar, kelahiran 23 Juni 1959 di Ujung-Bone, Sulawesi Selatan, adalah seorang tokoh agama dan intelektual yang berpengaruh di Indonesia. Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin dikenal dengan pemikirannya yang moderat dan progresif, terutama dalam hal kesetaraan gender dalam perspektif Al-Qur’an.
Nasaruddin memulai pendidikan dasarnya di SD Negeri Ujung-Bone dan melanjutkan pendidikan pesantren di As’adiyah, Sengkang. Ia meraih gelar Sarjana di IAIN Alauddin Ujung Pandang pada 1984 dengan predikat Sarjana Teladan. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, dengan disertasi tentang perspektif gender dalam Al-Qur’an. Selain itu, ia juga pernah menempuh studi di universitas ternama internasional seperti McGill University di Kanada dan Leiden University di Belanda, serta terlibat dalam berbagai penelitian di Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan negara-negara lainnya.
Pada 12 Januari 2002, Nasaruddin dikukuhkan sebagai Guru Besar di bidang Tafsir di Fakultas Ushuluddin, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Salah satu karya ilmiahnya yang terkenal adalah buku Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur’an, yang membahas isu kesetaraan gender dalam konteks Islam.
Sebelum menjabat sebagai Menteri Agama, Nasaruddin pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Agama RI pada periode 2011 hingga 2014. Di tingkat internasional, ia juga berperan sebagai anggota Tim Penasihat Inggris-Indonesia yang dibentuk oleh mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.
Nasaruddin Umar menjadi contoh sosok pemimpin yang tidak hanya memiliki kapasitas intelektual, tetapi juga memiliki komitmen tinggi dalam melaksanakan tugasnya sebagai Menteri Agama. Kinerjanya yang luar biasa dalam 100 hari pertama pemerintahan menunjukkan bahwa ia mampu menjalankan tugas dengan efektif dan memberikan dampak positif bagi umat dan masyarakat Indonesia. Dengan berbagai terobosan yang telah dilakukan, Nasaruddin Umar bertekad untuk terus memperbaiki dan meningkatkan layanan Kementerian Agama agar semakin bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat. (Nada/Tempo)