Jurnalindo.com-Pati-Peternak telor ayam maupun Bebek mengalami penurunan disebabkan melonjaknya pakan ternak yang setiap saat harganya naik, sedangkan harga telor tidak setabil kadang naik kadang turun.
Salah satu peternak telor ayam Moh. Afriyanudin di Desa Karangsari Kecamatan Cluwak mengaku peternakannya mengalami penurunan hasil telor, disebabkan kurangnya sumber Protein, untuk mengahsikkan Telor yang maksimal konsentrat menjadi makanan utama, sedangkan konsentrat sekarang sangat mahal, jika dibandingkan harga Telor saat ini, oleh sebab itu terpaksa sumua Ayamnya dijual. Tuturnya.
“Telor akan maksimal jika Konsentratnya cukup, selebihnya makanan tambahan seperti, Jagung, Bekatul,”pungkasnya. 12/8/22
“Moh. Ihsan adalah peternak Ayam Telor yang berasal dari Desa Karangsari, yang beru merintis dari awal bernasip yang sama, dia merasa berat dengan melonjaknya Konsentrat, sehingga Ayamnya dijual semua, sudah tidak sanggup untuk memberi makan Ayam tersebut. akhirnya terpaksa tutup kandang,”Pungkasnya.12/8/22
“Dispertan Dwi Lestari A,SPt sebagai Pengawas Bibit Ternak menanggapi bahwa selama ini, Pemerintah pusat atau Dearah belum ada aturan yang menstabilkan harga pakan ternak, dikarnakan yg mengelola adalah perusahaan suwasta, tetapi dari Dispertan sendiri ada pembinaan dan pelatihan untuk membuat pakan ternak, dengan cara mengambil semple Sudah setandar kelayakan atau tidak.”tuturnya 10/8/22
“produksi telor ayam di Pati masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada. jumlah telor masih kalah dengan Blitar, dan Malang kerena disana sudah menjadi komoditas sentral telor terbesar. oleh sebab itu, harga telor dikendalikan dari dua Kabupaten tersebut, saat diwawancarai Jurnalindo.com “Tutupnya. (Jurnalindo/Jurianto)